EMTC ITB 2023: Ekonomi Sirkular Mencegah Kerusakan Bumi

EMTC ITB 2023: Ekonomi Sirkular Mencegah Kerusakan Bumi
Konferensi Internasional Teknologi dan Manajemen Lingkungan (EMTC) 2023 yang berlangsung di Bali, 1-3 November 2023. Foto: dok pribadi for JPNN

Dalam kesempatan tersebut, PPLI sebagai industri pengolahan limbah B3 yang lebih dari 30 tahun berkecimpung dalam industri limbah memaparkan tentang teknologi pengolahannya yang kian maju saat ini.

"Sejumlah teknologi yang dikembangkan PPLI diantaranya insinerator yang ramah lingkungan serta fasilitas pengolahan limbah PCBs," ungkapnya.

EMTC 2023 yang sudah digelar ke tujuh kalinya ini juga menyoroti hilangnya habitat, yang disebabkan oleh urbanisasi, penggundulan hutan, dan faktor-faktor lainnya, mengancam keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem serta penipisan sumber daya energi, khususnya sumber daya tak terbarukan seperti bahan bakar fosil dan mineral, menimbulkan risiko ekonomi dan geopolitik.

Tantangan-tantangan ini rumit dan saling berhubungan serta memerlukan tindakan segera untuk memitigasi dampaknya. Bencana ini juga bersifat global, mempengaruhi komunitas dan ekosistem lintas batas dan benua.

Pemerintah, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil menyadari perlunya mengatasi tantangan-tantangan ini dan sedang mengembangkan teknologi inovatif dan solusi manajemen untuk mengurangi dampaknya.

Demikian diungkapkan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Reini Wirahadikusuma, PhD saat membuka konferensi internasional yang diikuti jumlah stakeholder dari 7 negara.

Hadir dalam konferensi tersebut sejumlah narasumber diantaranya Prof.Chih-Chieh Chen dari Institut Ilmu Pengetahuan Lingkungan dan Kesehatan Kerja, Universitas Nasional Taiwan dan Presiden Majelis Penelitian Aerosol Asia, Taiwan, Prof. Kenichi Tonokura dari Departemen Sistem Lingkungan, Graduate School of Frontier Sciences, The University of Tokyo, Jepang, Prof. Ya-Fen Wang selalu Wakil Menteri Administrasi Perlindungan Lingkungan Taiwan, Prof. Eiji Haramoto (Dr. Eng) Dari Pusat Interdisipliner Lingkungan Daerah Aliran Sungai, Fakultas Pascasarjana Penelitian Interdisipliner, Universitas Yamanashi, serta Prof. Thammarat Koottatep dari Program Teknik dan Manajemen Lingkungan, Asian Institute of Technology, Thailand. (dil/jpnn)

Perubahan iklim, yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca, merupakan penyebab utama kenaikan suhu global, kejadian cuaca yang lebih ekstrem,


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News