Enam Bulan Gempa Palu, Krisis Belum Juga Berlalu
"Saya tahu dua kedua anakku itu ada di dalam rumah saat itu," tutur Azim yang tampak berusaha tegar.
Photo: Abdul Azim kehilangan dua keponakan yang sudah dianggap anak sendiri saat likuifaksi menelan rumah mereka. (Foto Kiriman: Oxfam/Nadine Gabrielle)
Begitul dahsyatnya bencana saat itu sehingga seorang penyintas lainnya, Aina, menganggap hal itu sebagai hukuman atas dosanya selama ini.
Aina selamat dari bencana dengan terus perpegangan pada sebatang pohon ketika gempa melanda.
"Saya merasa semua ini akibat dosa saya. Saya ingin memohon pengampunan kepada Tuhan," ujarnya.
Azim dan Aina adalah sebagian penyintas yang kisah pengalamannya dimuat dalam laporan Oxfam yang secara eksklusif dirilis ke ABC di Australia.
Photo: Aina merasa bencana ini sebagai hukuman atas dosanya selama ini. (Foto Kiriman: Oxfam/Rosa Panggabean)
Luka psikologis
Penyintas lainnya, Adnan Fadjar, mengisahkan bagaimana dia berusaha meraih putrinya yang berusia dua tahun, sementara putranya yang berusia lima tahun menggenggam erat kakinya, ketika gempa terjadi.
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat
- Dunia Hari Ini: Tornado Tewaskan 4 Orang di Oklahoma
- Dick Tamimi: Sosok di Balik Band Dara Puspita yang Pernah Dituduh Menyelundupkan Emas