Enam Bulan Gempa Palu, Krisis Belum Juga Berlalu

Dilupakan oleh media
Menurut Jacqui Ewart, profesor jurnalistik dengan spesialisasi pelaporan bencana dari Griffith University, siklus pemberitaan yang dengan cepat berpindah fokus membuat para penyintas seringkali dilupakan oleh media.
"Kesibukan media di awal-awal bencana bisa seminggu atau beberapa minggu," katanya kepada ABC.
Namun, katanya, justru upaya para penyintas membangun kembali kehidupan mereka cenderung dilupakan oleh media.
Profesor Ewart menjelaskan, memberi kesempatan bagi penyintas untuk berefleksi atas pengalaman traumatik mereka sangatlah penting.
Menurut dia, yang tak kalah pentingnya bagi media dalam meliput bencana, yaitu membicarakan bagaimana dapat menghindari hal serupa di masa depan.
Adnan, yang juga dosen manajemen konstruksi, melihat perlunya perubahan untuk perlindungan bencana di masa depan.
"Mereka harus menegakkan aturan pembangunan. Di daerah yang rawan gempa, kita seharusnya memperkuat struktur, kolom dan balok dari suatu bangunan," katanya.
"Saya berada di dalam bangunan ketika terjadi getaran. Bangunan itu terasa akan runtuh. Itu pengalaman saya. Sangat traumatis dan mengubah banyak hal," tambahnya.
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM