Engelina Khawatir Kepulauan Aru jadi Korban Pertarungan Pengaruh di Pasifik Selatan

Engelina Khawatir Kepulauan Aru jadi Korban Pertarungan Pengaruh di Pasifik Selatan
Direktur Archipelago Solidarity Foundation, Dipl.-Oek. Engelina Pattiasina. Foto: dok.Pribadi for JPNN.com

Engelina mengatakan, dengan pergeseran geopolitik global ke kawasan Pasifik, sudah saatnya untuk Indonesia untuk mulai membangun dari kawasan timur, tetapi kalau terus mengabaikan kawasan timur, maka Indonesia akan semakin tertinggal di Pasifik.

Engelina juga menyoroti kemiskinan yang terjadi di Maluku, seperti juga di Papua dan NTT.

Menurutnya, kemiskinan itu sangat sulit untuk diatasi keberadaan sistem yang membuat kawasan timur tidak bisa mengejar ketertinggalan.

“Dana Alokasi Umum ditetapkan dengan menggunakan kriteria jumlah penduduk, dan luas wilayah darat. Sementara Maluku jumlah penduduknya sedikit dan luas darat sangat kecil, karena terdiri dari pulau kecil. Sampai kapanpun anggaran yang ada di Maluku akan tetap kecil, karena diatur seperti itu,” tegasnya.

Engelina menilai, dana dari pusat ke Maluku stagnan dari tahun ke tahun, karena jumlah penduduk kecil dan luas daratnya kecil.

Jika situasi terus seperti ini, maka akan sulit untuk keluar dari kemiskinan. Sementara investasi dari luar terus mengalir yang berpotensi menjadikan masyarakat adat dan lokal tersisih.

Engelina mengingatkan, agar persoalan tanah yang muncul di Kepulauan Aru direspons dengan cerdas, sehingga masyarakat lokal tetap memiliki ruang lingkungan yang memungkinkan kenyamanan.

Sebab, kata Engelina, kalau mengedepankan pendekatan hukum, pengalaman yang ada menunjukkan masyarakat sering kalah melawan institusi Negara dan korporasi.

Direktur Archipelago Solidarity Foundation Engelina Pattiasina menilai, konflik pertanahan di Kepulauan Aru tidak lepas dari pertarungan pengaruh di Pasifik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News