Eniya Listiani, Ibu Tiga Anak yang Penelitian Langkanya Berbuah Habibie Award 2010

Hasil Beda saat Eksperimen Malah Jadi Temuan Baru

Eniya Listiani, Ibu Tiga Anak yang Penelitian Langkanya Berbuah Habibie Award 2010
Eniya Listiani Dewi berpose bersama BJ Habibie dan Kepala BPPT Marzan A. Iskandar usai penganugerahan Habibie Award, Selasa (30/11). Foto : Sofyan Hendra/Jawa Pos

Hasil risetnya dipublikasikan di delapan jurnal internasional dalam waktu tiga tahun. Temuan tersebut lantas diakui dunia. Eniya mendapatkan penghargaan Mizuno Award dan Koukenkai Awards dari Waseda University dan Polymer Society Japan pada 2003.

Teknologi sel bahan bakar merupakan sumber energi alternatif penghasil listrik yang ramah lingkungan. Cara kerjanya, mereaksikan gas hidrogen dengan oksigen berdasar prinsip elektrokimia. "Hasilnya adalah listrik, panas, dan air murni. Tanpa suara, tanpa emisi, layaknya baterai atau aki," tutur ibu Ibrahim Muhammad, Nashita Saaliha, dan Nashira Saaliha tersebut.

Fuel cell memang tidak meninggalkan emisi. Hasil buangnya hanya berupa air murni. Prinsip fuel cell mirip dengan baterai atau aki. Bedanya, energi baterai dan aki bisa "habis", sedangkan energi fuel cell tidak akan habis asal diisi dengan bahan bakar. Sebagai bahan bakar, diisikan hidrogen, alkohol (metanol, etanol), dan hidrokarbon lain.

Penelitiannya di bidang fuel cell telah dipublikasikan di jurnal dan makalah internasional serta dalam negeri. Jumlahnya lebih dari 160 judul. Dia juga telah mematenkan temuan tersebut di enam hak kekayaan intelektual. Empat paten miliknya juga masih diproses.

Sepanjang sejarah pemberian Habibie Award sejak 1999, perempuan ini adalah penerima termuda penghargaan bergengsi itu. Dia adalah Dr Eng Eniya Listiani

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News