Eniya Listiani, Ibu Tiga Anak yang Penelitian Langkanya Berbuah Habibie Award 2010
Hasil Beda saat Eksperimen Malah Jadi Temuan Baru
Jumat, 03 Desember 2010 – 07:37 WIB
Keesokan harinya (1/12), Jawa Pos menemui Eniya di tempat kerjanya, Kantor BPPT. "Itu menggembirakan sekali. Saya tak menyangka. Apalagi, penghargaan itu dulu diberikan kepada banyak profesor," ungkap Eniya.
Tim juri Habibie Award memuji inovasi Eniya tentang fuel cell berbasis hidrogen untuk sumber energi baru yang ramah lingkungan. Dengan tangkas, Eniya mempresentasikan temuan-temuannya di depan undangan Habibie Award.
Riset Eniya dimulai dengan "ketidaksengajaan" eksperimen yang akhirnya malah menemukan katalis baru untuk sel bahan bakar. "Saat eksperimen, saya sering meninggalkannya waktu makan siang. Saya pikir tidak masalah. Ketika saya melihat hasil eksperimen setelah saya tinggal, kok jadinya berbeda. Ternyata, perbedaan itu malah menjadi inovasi," tutur istri Wahyu Widada tersebut.
Katalis baru temuan Eniya itu telah membuat terobosan zinc-air fuel cell (ZAFC). Yakni, suatu generator penghasil listrik berbahan bakar logam dan oksigen.
Sepanjang sejarah pemberian Habibie Award sejak 1999, perempuan ini adalah penerima termuda penghargaan bergengsi itu. Dia adalah Dr Eng Eniya Listiani
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor