Erdogan Sebut Amerika Cs Halangi Perdamaian, Lalu Sanjung Putin

Erdogan Sebut Amerika Cs Halangi Perdamaian, Lalu Sanjung Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan usai konferensi pers bersama di Ankara. Foto: AP

AS dan negara-negara Eropa khawatir tentang penumpukan lebih dari 100.000 tentara Rusia di dekat perbatasan Ukraina.

Moskow membantah anggapan Barat bahwa pihaknya merencanakan invasi. Moskow, sementara itu, menuntut jaminan keamanan dan mengatakan akan mengambil tindakan militer jika tuntutan tidak dipenuhi.

Turki, yang berbagi perbatasan maritim dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam, mengatakan konflik militer apa pun tidak dapat diterima dan memperingatkan Moskow bahwa invasi adalah langkah yang tidak bijaksana.

Erdogan mengatakan Turki akan melakukan apa pun yang diperlukan sebagai anggota NATO jika terjadi invasi oleh Rusia, tetapi menentang sanksi terhadap Rusia seperti yang diancamkan oleh negara-negara sekutu lainnya.

Kendati menjalin kerja sama dengan Rusia di bidang pertahanan dan energi, Turki telah menentang kebijakan Moskow di Suriah dan Libya, serta pencaplokan atas Semenanjung Krimea pada 2014.

Turki juga telah menjual drone canggih ke Ukraina dan menandatangani kesepakatan untuk memproduksi lebih banyak di dekat Kiev, langkah yang membuat marah Rusia.

Beberapa negara Barat menuduh Turki menyimpang dari NATO atas kerjasa manya dengan Rusia, yang menyebabkan Ankara dikenai sanksi oleh AS pada 2020. Turki telah menolak tuduhan tersebut dan menegaskan upaya untuk membangun hubungan positif dengan semua negara. (ant/dil/jpnn)

 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Amerika Serikat dan negara-negara Barat tidak melakukan apa pun untuk membantu menyelesaikan krisis di Eropa


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News