Eriko Sotarduga: 10 Kali Rapat Juga Tidak Ada Gunanya

Ia menjelaskan percuma saja misalnya OJK melakukan relaksasi dan kemudahan-kemudahan, tetapi hanya untuk merestrukturisasi dan tidak digunakan untuk menggerakkan perekonomian.
"Terus bagaimana? So what gitu loh. Repot urusan kayak gini. Sepuluh kali rapat tidak ada gunanya kalau yang melaksanakan tidak bisa," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Karena itu, Eriko menegaskan bahwa persoalan yang menjadi penyebab rendahnya serapan anggaran PEN ini harus diungkap.
Legislator dari Dapil II DKI Jakarta ini meminta mulai dari Menkeu Sri Mulyani, OJK, BPS, BI, menyampaikan kepada presiden mengenai apa akar masalah dari semua ini.
"Di mana letak kekurangannya sebenarnya Bu Menteri sudah sounding. Sekarang apa adanya saja, tidak usah dijawab di depan kami, tetapi langsung ke Bapak Presiden di mana persoalannya," kata Eriko.
Seperti diketahui, Eriko mengungkap anggaran PEN Rp 695,2 triliun baru terserap 30 persen, sementara 2020 tinggal empat bulan lagi.
"Bagaimana mau memakai yang 70 persen dari Rp 695 triliun dalam empat bulan? Ingat, yang susah itu mencari uang, susah sekali,” tandas Eriko. (boy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Eriko Sotarduga mengungkap anggaran PEN Rp 695,2 triliun baru terserap 30 persen, sementara 2020 tinggal empat bulan lagi.
Redaktur & Reporter : Boy
- Versi IndoStrategi, Abdul Mu'ti Jadi Menteri dengan Nilai Performa Tertinggi
- Siasat Sri Mulyani untuk Meredam Tarif Resiprokal Amerika Serikat
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- Menkeu: Kalau Tunjangan Profesi Lebih Kecil dari Tukin, Kami Tambahkan
- Sri Mulyani Ungkap tak Semua Dosen Terima Tukin, Begini Penjelasannya
- Kabar Gembira tentang Pencairan Tukin Dosen ASN, Alhamdulillah