Esther Gayatri Saleh, Test Pilot Perempuan Satu-satunya di Indonesia

Bangga Jadi Penerbang yang Belajar secara Otodidak

Esther Gayatri Saleh, Test Pilot Perempuan Satu-satunya di Indonesia
Esther G. Saleh (tiga dari kanan) bersama bersama bebeberapa pilot Korea, di depan pesawat CN-235. Foto: Dokumen pribadi for Jawa Pos
 

Pesawat CN-235 pesanan militer itu sedang menjalani uji terbang. Materinya adalah pada ketinggian tertentu satu mesinnya sengaja dimatikan. Bersamaan dengan itu, moncong pesawat diangkat penuh ke atas hingga tidak punya kemampuan lagi untuk naik.

 

Nah, skenario awalnya, sesaat setelah mencapai ketinggian puncak dan pesawat mulai turun dengan sendirinya, mesin yang awalnya dimatikan kembali dihidupkan. Namun, yang terjadi saat itu mesin tidak segera hidup lagi.

 

Setelah melakukan post briefing untuk mengetahui dan mencari solusi atas persoalan yang terjadi, dua hari kemudian Esther kembali terbang untuk mengulang prosedur uji coba yang dikenal di dunia penerbangan dengan single engine stall tersebut. "Eh, sebulan kemudian ternyata prosedur tes itu dicabut karena dianggap terlalu berbahaya. Kesal juga sih," kata dia, lantas tertawa. 

 

Pada penerbangan yang juga membuat deg-degan rekan-rekannya di PT DI itu, test pilot perempuan kelahiran Palembang, 3 September 1962, tersebut tidak sendiri. Dia bersama pilot uji PT DI lainnya, Erwin Danuwinata. Namun, nasib Erwin nahas. Dalam uji dropping pesawat CN-235 versi militer, dia meninggal. Pesawat yang dipilotinya mengalami kecelakaan dan jatuh di Lapangan Udara Gorda, Serang, Jawa Barat, pada 22 Mei 1997.

Meski "hanya" pilot uji coba, Esther Gayatri Saleh masuk segelintir sopir pesawat terbang perempuan di Indonesia. Profesi itu sama dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News