Exit Strategy Obama Belum Pasti
Jumat, 04 Desember 2009 – 00:24 WIB

Foto : REUTERS
Tapi, menurut Hillary, tujuan Obama menyinggung exit strategy semata untuk menepis tudingan penjajahan. "AS sama sekali tidak tertarik untuk selamanya menduduki Afghanistan," lanjut politikus 62 tahun tersebut.
Baca Juga:
Juli 2011, kata Hillary, disebut Obama sebagai prediksi semata. Sebab, sejak memenangkan pemilihan presiden (pilpres) November 2008 lalu, pemimpin 48 tahun tersebut berjanji bakal menarik pasukan dari negeri penghasil opium terbesar di dunia itu sebelum masa jabatannya berakhir. Namun, pelaksanaannya tetap bergantung pada kondisi di lapangan. Bisa jadi persis 19 bulan seperti yang diramalkan Obama. Bisa juga lebih lama dari periode itu.
"Saya rasa, presiden sebagai panglima tertinggi militer, selalu punya opsi untuk menyesuaikan keputusannya," kata Gates menjawab pertanyaan Senator John McCain, kandidat presiden Partai Republik dalam pilpres 2008 yang dikalahkan Obama.
McCain termasuk yang bereaksi paling awal terhadap exit strategy Obama itu. Dia menyatakan, di mata Taliban, pernyataan penarikan mundur itu bakal dianggap sebagai tanda kelemahan.
WASHINGTON - Reaksi keras terhadap rencana exit strategy pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan pada Juli 2011 yang disampaikan Presiden Barack
BERITA TERKAIT
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza