Extra Fast

Oleh: Dahlan Iskan

Extra Fast
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Berarti masih harus charging sekali lagi. Sebenarnya rugi cepat-cepat charging di KM 207. Tetapi di pengalaman pertama janganlah sembrono.

Saya pun isi setrum lagi di KM 519. Dekat Sragen. Maunya sampai penuh. Saya urungkan. Charging di KM 519 ini lambat. Begitu bertambah 20 persen saya cabut awal.

Saya teliti mesin charging lambat ini: milik Hyundai sendiri. Stasiun charging-nya pun terlalu sederhana. Tidak ada atap. Padahal, lagi gerimis.

Tidak ada lantai khusus. Lantainya paving yang ada. Hanya untuk dua mobil. Padahal, maksud saya, itu adalah charging kedua dan terakhir. Berarti harus sekali lagi. Tidak mengapa. Sekalian membanding-bandingkan antar stasiun charging.

Fajar sudah menyingsing. Stasiun charging berikutnya adalah Saradan. Di rest area KM 626. Di dekat hutan jati. Sepi. Kecil. Tetapi tempat charging-nya besar. Lengkap. Mau yang sangat cepat ada. Yang lambat pun ada beberapa: lambat atau lambat sekali.

Saya perhatikan siapa pemiliknya: PLN. Berarti yang 207 tadi juga PLN. Setrumnya tertulis: 200 kwh. Ada juga tulisan Extra Fast di bagian bawahnya. Sedang yang milik Hyundai tadi mungkin hanya 25 kwh –saya baca semua tulisan di situ tidak ada info soal berapa kwh.

Memang banyak informasi di medsos: di rest area mana saja ada stasiun charging. Tetapi tidak menjelaskan di mana kecepatannya berapa.

Kalau saja yang di KM 519 itu extra fast cukuplah dua kali charging. Hanya kehilangan waktu 20 menit kali dua. Masih ok. Toh, bisa dimanfaatkan ke toilet atau minum kopi.

Tidak ada lagi penerbangan ke Surabaya: jalan darat. Sekalian-kali pertama Jakarta-Surabaya dengan mobil listrik. Hyundai Ioniq5. Kekuatan baterainya...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News