Fahri Hamzah Curiga Ada Amplop Cap Jempol di Daerah Lain
BACA JUGA: Kasus Amplop Bercap Jempol, Johnny: Tidak Ada Instruksi
"Tidak ada nomor urut, yang ada adalah cap jempol di amplop tersebut," ungkap Febri, Selasa (2/4) di kantor KPK.
Menurut dia, lambang cap jempol ditemukan pada tiga kardus yang telah dibuka KPK. Sebelumnya, KPK menyita 82 kardus dua kontainer plastik berisi amplop.
KPK menyangka Bowo menerima suap dari Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia Asty Winasti, agar membantu PT HTK dipilih sebagai penyedia jasa pengangkutan pupuk milik PT Pupuk Indonesia Logistik.
Total uang yang diduga diterima Bowo Sidik Pangarso dari Asty sebanyak Rp 221 juta dan US$ 85.130. KPK menduga Bowo menerima uang tak cuma dari PT HTK, namun juga dari sumber lain. (boy/jpnn)
Fahri Hamzah meminta KPK melibatkan Bawaslu dalam mengusut kasus 400 ribu amplop cap jempol milik Bowo Sidik Pangarso.
Redaktur & Reporter : Boy
- Ketua Majelis Adat Sasak Mengajukan 2 Nama Menteri Untuk Mengisi Kabinet Prabowo
- PT 4 Persen Diubah, Fahri: Baiknya Ditetapkan Lebih Cepat
- Aktivis 98 Sepakat Menjaga Demokrasi
- Fahri Hamzah Mengaku 15 Tahun Diincar KPK, Novel Baswedan: Masih Saja Bohong
- Sentil Fahri Hamzah yang Sebut Anies-Muhaimin Tersangka setelah Pilpres, Sahroni: Sadarlah!
- Elektabilitas PSI dan Gelora Terdongkrak Tokoh Parpol dan Prabowo-Gibran, Begini Datanya