Faisal Basri
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Karena itu Bambang kaget ketika Kamis pagi kemarin menerima kabar Faisal meninggal dunia. Akhirnya Bambang berangkat sendiri ke pengadilan. Selesai bersidang dia langsung ke makam: jadi orang pertama yang tiba di makam.
Di mata Bambang –pun di mata siapa saja– Faisal itu istimewa.
Ibarat partai hanya dia yang tabah menjadi oposisi seumur hidupnya. Oposisi terhadap pemerintah.
Dia selalu kritis pada kebijakan ekonomi negara. Utamanya, belakangan, soal penambangan nikel.
Faisal hampir tidak pernah mengenakan sepatu. Alas kakinya selalu saja sandal-sepatu.
Dia juga tidak pernah membawa tas. Ke mana-mana Faisal mamanggul ransel.
Faisal adalah ahli ekonomi kelas satu dengan penampilan kelas ekonomi.
Faisal pernah mengembalikan uang ratusan juta rupiah ke salah satu BUMN. Sebenarnya itu uang honorarium atas jasa pemikirannya. Namun, dia merasa nilainya berlebihan. Dia merasa ada maksud tersembunyi di balik uang itu: agar tidak terlalu kritis pada BUMN tersebut.
KAMIS kemarin itu sebenarnya Dr Faisal Basri punya jadwal ke pengadilan negeri Jakarta. Bersama tokoh pers Bambang Harymurti. Dua orang itu akan menjadi saksi.
- Awal 2025 Bank Mandiri Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan
- Sebelum Meninggal Dunia, Ayah Mona Ratuliu Sempat Wudu Ingin Salat Malam
- Kementerian BUMN Dorong Penguatan Komunikasi Digital Berbasis AI dan Praktik Lapangan
- Liburan Wu-Yi
- Selamat, Direktur Pegadaian Raih Penghargaan Women’s Inspiration Awards 2025
- Melalui Optimasi AI, BNI Perkuat Komunikasi Digital BUMN