Fajri si Dokter Lampu, Pendapatan Rp 30 Juta per Bulan

Fajri si Dokter Lampu, Pendapatan Rp 30 Juta per Bulan
Fajri, sedang memperbaiki lampu di tempat praktiknya, di sebuah kios yang berada di simpang lima Ampenan, beberapa waktu lalu. Foto: Fatih/Lombok Post/JPNN.com

“Di sini, kami beri garansi dua bulan,” kata Fajri sambil mengutak-atik sebuah lampu pijar.

Fajri mengatakan, keahlian itu mahal. Ia menyebut seorang dokter spesialis yang dengan hanya menyentuh kulit pasiennya, ia sudah mengetahui penyakit pasien tersebut.

“Dengan telunjuknya saja, kita harus membayar mahal. Dan itulah ilmu,” katanya sambil memperagakan bagaimana dokter memeriksa pasiennya.

Dengan keahlian sebagai “dokter lampu“,Fajri bisa mendapatkan Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta per hari. Jadi sebulan bisa Rp 30 juta.

“Karena di sini belum banyak yang membuka jasa perbaiki lampu seperti saya. Kalau di Jawa sudah banyak sekali,” terang Fajri.

Rata-rata, kerusakan pada lampu adalah matinya tabung lampu yang disebabkan karena pecah atau menghitam.

Jika terjadi kerusakan pada tabung lampu, Fajri sudah menyiapkan tabung yang didatangkan dari pabriknya di Jawa. Sedangkan kalau kerusakannya di mesin, Fajri mengatakan rata-rata akibat terbakarnya transistor, atau echo.

“Dengan melihatnya sekilas saja, saya sudah tahu kerusakannya di mana, dan bagaimana cara cepat menanganinya,” pungkas Fajri.

Fajri menyebut dirinya sebagai dokter lampu. Dia mengaku bisa memperbaiki lampu rusak waktu tiga menit.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News