FAO: Data Pertanian Yang Baik Dukung SDG’s dan Keamanan Pangan

FAO: Data Pertanian Yang Baik Dukung SDG’s dan Keamanan Pangan
Kegiatan sesi ke-28 Komisi Asia-Pasifik untuk Statistik Pertanian (APCAS) di Bali pada Senin (10/2). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BALI - Badan Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa membuka Sesi ke-28 Komisi Asia-Pasifik untuk Statistik Pertanian (APCAS) di Bali pada Senin (10/2). Kegiatan ini berlangsung hingga 14 Februari dengan fokus pada kebutuhan dukungan spesifik data statistik pangan dan pertanian Asia-Pasifik.

Dalam kegiatan ini, FAO meninjau dan mendukung kesiapan kawasan untuk menghasilkan statistik yang memadai untuk memantau kemajuan menuju target Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG’s) pada 2030 mendatang.

Sejalan dengan upaya Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Syahrul Yasin Limpo yang membangun Agriculture War Room (AWR) menuju satu data berbasis teknologi modern.

Acara APCAS sesi ke-28 ini dipandu oleh Pemerintah Indonesia dan dihadiri 100 delegasi dari 30 negara dan 9 organisasi internasional dan regional dengan 17 tujuan SDG’s, 169 target, dan 232 indikator. Tujuanya untuk memantau kemajuan demi meningkatkan sistem pendataan statistik dan analisis untuk perencanaan yang lebih baik di sektor pertanian, ternak, perikanan, dan kehutanan.

Pertemuan APCAS juga menyediakan platform bagi negara-negara Asia Pasifik untuk secara langsung terlibat dalam memusatkan perhatian pada tantangan unik mereka dalam mengembangkan statistik pertanian seperti keterpencilan geografis, mengubah pola tanam dan pemeliharaan ternak karena perubahan iklim dan penyakit lintas batas, dan infrastruktur statistik terbatas dan sumber daya .

Kepala Statistik FAO Pietro Gennari dalam sambutannya menyampaikan tentang kesenjangan data yang signifikan di Asia-Pasifik dalam memonitor SDGs, dan lambatnya kemajuan untuk mencapai tujuannya.

“Komitmen negara yang lambat untuk mengukur SDG, dan kinerja yang buruk untuk mencapai SDG, terkait erat. Kami menyaksikan inversi aksioma yang lazim di mana apa yang diukur dan yang akan dilakukan. Kami tidak mengukur indikator SDG, dan ini adalah salah satu alasan penting mengapa kami tidak berada di jalur yang tepat untuk mencapai target SDG," kata Pietro dalam pembukaan Sesi ke-28 Komisi Asia-Pasifik untuk Statistik Pertanian (APCAS) di Bali.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan, pertukaran pengetahuan dan pengalaman terbaik melalui pertemuan APCAS adalah suatu cara untuk meningkatkan, memperbaiki, dan mempercepat perkembangan statistik pertanian untuk memonitor pencapaian SDGs di wilayah Asia Pasifik.

Badan Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa membuka Sesi ke-28 Komisi Asia-Pasifik untuk Statistik Pertanian (APCAS) di Bali pada Senin (10/2).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News