Fariz RM Resah Keberadaan Pemusik Belum Diakui Pemerintah

Fariz RM Resah Keberadaan Pemusik Belum Diakui Pemerintah
Fariz RM usai acara Jazz Clinic menjelang JoBB (Jazz on The Bridge Bangka) di Pangkalpinang, Bangka Belitung. Foto: Djainab Natalia Saroh/jpnn

jpnn.com, PANGKALPINANG - Konferensi musik nasional yang akan digelar di Ambon, pada Maret 2018, mengingatkan Fariz RM akan keberadaan pemusik di Indonesia.

Menurut pelantun Barcelona ini, Pemerintah masih belum mengakui keberadaan pemusik secara hukum perundang-undangan.

"Kami resah melihat keberadaan kami, sebagai 'pengawal kebudayaan', kami justru merasa yang paling marginal. Royalti mental-mental, tidak ada undang-undang yang melindungi kami. Seolah kami tidak eksis di Indonesia," kata Fariz RM dalam acara Jazz Clinic di Pangkalpinang, Jumat (29/12).

"Di sisi lain, urusan pajak kami malah diakui. Tapi hak-hak kami ternyata tidak eksis (diakui keberadaannya-red)," sambung Fariz RM.

Lanjut Fariz RM, Indonesia sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Dia menyebut, event Java Jazz sebagai buktinya.

"Java Jazz itu sudah diakui sebagai festival musik terbaik di dunia. Jazz to Campus juga menjadi salah satu event tertua yang masih eksis sampai sekarang. Ini membuat kami percaya ini bisa,” tukasnya.

Momen konferensi musik nanti, Fariz berharap perjuangan para pemusik untuk terus eksis dapat diakui oleh pemerintah.

“Jangan sampai perjuangan kami tak ada hasil. Ayo kita lengkapi bersama-sama dengan upaya-upaya ini. Dukung kami dan kami juga mengimbau pemerintah untuk mengakui kami, sehingga kami bisa berkarya secara utuh untuk bangsa ini,” tandasnya.(mg7/jpnn)

Musikus senior Fariz RM mengaku resah dengan keberadaan pemusik di Indonesia yang masih belum diakui oleh pemerintah.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News