Fatayat NU Kecam Prancis yang Melarang Atlet Tuan Rumah Berhijab di Olimpiade Paris 2024

"Dari pihak PBB dan Amnesty International pun juga telah menyatakan ini adalah sebuah pelanggaran. Umat Muslim didiskriminasi, hak dan kebebasannya dirampas," tuturnya.
Selain itu, Fatayat NU dengan tegas mengecam kampanye LGBT dan tindakan pelecehan terhadap agama Kristen yang terjadi selama acara pembukaan Olimpiade Paris 2024.
Tindakan tersebut tidak hanya mencederai nilai-nilai toleransi dan penghormatan terhadap agama, tetapi juga berpotensi merusak keharmonisan antarumat beragama di tingkat global.
"Hal ini mencederai toleransi kita sebagai umat beragama, Maka tidak bisa kami diamkan. Jangan sampai hal-hal seperti ini dinormalisasi," ujarnya.
Kusnainik juga menyerukan seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menggaungkan kecaman terhadap Olimpiade Paris 2024.
"Mari kita gaungkan kecaman ini. Bila perlu masifkan boikot produk Prancis," kata dia menyerukan.
Seruan boikot produk Prancis juga sempat marak pada tiga tahun lalu imbas dari pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyebut Islam merupakan agama yang sedang mengalami krisis.
Selain itu, adanya Majalah Charlie Hebdo yang mempublikasikan kembali karikatur Nabi Muhammad sebagai bagian dari materi pelajaran kebebasan berpendapat dan berekspresi didukung oleh Macron.(fat/jpnn)
Fatayat NU melontarkan kecaman keras atas tindakan Prancis yang melarang atlet tuan rumah berhijab di Olimpiade Paris 2024.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Gubernur Herman Deru Harap Atlet Sumsel Dulang Prestasi di 2 Event Nasional Ini
- Macron Tegaskan Tak Ada Tempat untuk Kebencian dan Rasisme di Prancis
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Pelaku Pencurian Identitas di Kota Bandung Ditangkap Polisi, Motifnya Bikin Geleng Kepala
- Komplotan Diduga Komunitas LGBT Beraksi di Pekanbaru, Jerat Korban Lewat Aplikasi Kencan
- Presiden Macron: Serangan Israel di Beirut Tak Dapat Diterima