Fauzi atau Jokowi?

Konkret versus Media Darling

Fauzi atau Jokowi?
Foto: dok.JPNN
Berbeda halnya dengan pasangan calon Jokowi-Ahok. Bila terpilih memimpin Jakarta, maka akan berhadapan dengan dominasi kursi di DPRD DKI yang bukan menjadi pendukung di masa pilkada. “Itu kenyataannya. Pemerintahan daerah tak terlepas dari eksekutif dan legislatif. Ini pola hubungan kepala daerah dengan DPRD pasca pilkada,” ungkap Siti.

Seperti diketahui, dari 94 kursi di DPRD DKI, sebanyak 77 kursi dewan berasal dari koalisi parpol pendukung pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Sedangkan 17 kursi dewan berasal dari koalisi parpol pendukung Jokowi-Ahok. “Diperlukan kerjasama eksekutif dan legislatif dalam mengimplementasikan program. Seberapa besar pendukung politik akan sangat berpengaruh. Hitungan politik memang seperti itu,” beber Siti.

Bagi pasangan calon Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, sangat mudah mengimplementasikan program. Namun bagi pasangan Jokowi-Ahok, ketika tidak mendapat dukungan politik secara kuat dari DPRD, tentunya akan mengajak civil society melawan DPRD.

Yang mendampingi Jokowi, Ahok, juga istimewa karena ia pernah terpilih menjadi Bupati Belitung Timur yang berpenduduk mayoritas muslim fanatik yang dalam pemilu legislatif merupakan basis pendukung Partai Bulan Bintang (PBB) yang jelas-jelas mengusung asas Islam. Padahal Ahok sendiri non-muslim.

DUA pasangan calon yang tengah bertarung di Pilkada DKI putaran kedua yakni Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Jokowi-Ahok, memiliki keunggulan masing-masing

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News