Fauzi atau Jokowi?

Konkret versus Media Darling

Fauzi atau Jokowi?
Foto: dok.JPNN
Menanggapi kelebihan atas kedua figur tersebut, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro berpendapat, secara prinsip Ibu Kota DKI Jakarta membutuhkan figur pemimpin yang mewujudkan konsep yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Dengan kata lain, figur pemimpin di Jakarta tidak hanya mengedepankan penampilan yang berkesan di masa kampanye. “DKI butuh yang memiliki kinerja maksimal. Ini yang dikedepankan, bukan sekadar perencanaan saja,” ujar dia, kemarin (18/9).

Kendatipun Siti Zuhro mengakui, pertarungan dalam Pilkada DKI tidak terlepas dari adanya figur yang menjadi media darling. Secara alami terjadi keberpihakan terhadap figur yang bisa meraup simpati bagi media massa dan masyarakat Jakarta.

Hal inilah yang berdampak luar biasa terhadap penampilan figur tertentu. “Namun harus ada yang lebih konkrit, yakni menunjukan program-program pro rakyat. Bukan menjual program yang sarat dengan pencitraan,” tuturnya.

Dari kedua pasangan calon di Pilkada DKI, sambung Siti, tentunya akan mengalami proses kepemimpinan yang berbeda ketika terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur. Bagi pasangan calon Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, tentunya tidak akan mengalami kendala besar ketika muncul sebagai pemenang Pilkada DKI. Sebab didukung oleh koalisi parpol yang mendominasi di DPRD DKI. Sehingga setiap langkah kebijakan yang akan ditempuh tentunya mudah disinergikan dengan DPRD.

DUA pasangan calon yang tengah bertarung di Pilkada DKI putaran kedua yakni Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Jokowi-Ahok, memiliki keunggulan masing-masing

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News