Fenomena di Wamena, Cuma Sekali dalam Setahun, Catat Tanggalnya

Fenomena di Wamena, Cuma Sekali dalam Setahun, Catat Tanggalnya
Agatha Aronggear wisatawan asal Kota Jayapura saat pose di destinasi wisata Owasi-owasika. Foto: Ridwan Sangaji/JPNN

Tanaman sejenis rumput atau ilalang yang biasa disebut oleh masyarakat setempat dengan nama Lagalaga Eka atau Owasi-owasika. Keajaiban berwarna ungu. Keindahan alam ini diyakini masyarakat setempat mulai terjadi sekitar 1970 hingga 1980-an.

Owasi-owasika atau Lagalaga Eka adalah Rumput Mei dalam bahasa Hugula. Secara etimologis Owasi-owasika berasal dari kata owasi dan eka atau lagalaga Eka. Owasi berarti berbau wangi atau harum. Lagalaga berarti jalan-jalan terus. Sementara itu, eka artinya daun-dedaunan rumput.

Owasi-owasika merupakan tumbuhan berbunga yang memiliki kewangian atau keharuman. Bisa juga diartikan sebagai suatu tumbuhan yang mampu merambat kemana-mana (laga-laga).

Rumput Mei dipercaya bisa menyembuhkan babi yang sedang sakit. Masyarakat biasa memotong rumput ungu dan dimasukkan ke kandang babi. Percaya atau tidak, si babi yang sakit, keesokan harinya mulai pulih.

Bagi masyarakat yang doyan mengunjungi tempat wisata, Lembah Baliem menjadi salah satu tempat rekomendasi destinasi wisata apabila berkunjung ke Papua.

Wisatawan lokal asal Kota Jayapura Agatha Aronggear mengaku kagum dengan keindahan Owasi-owasika.

"Pokoknya indah, setiap momen saya abadikan lewat foto agar menjadi kenang-kenangan dan cerita bagi rekan kerja di kantor," ucapnya.

Dia juga menyebutkan bahwa masih banyak tempat wisata di Wamena.

Fenomena di Wamena ini selain ajaib dan indah juga dipercaya bisa menjadi obat buat babi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News