Fenomena Mengemis Online, Kemenag Bereaksi Keras

Fenomena Mengemis Online, Kemenag Bereaksi Keras
Hasil tangkapan layar konten mak-mak mandi lumpur di Desa Setanggor, Lombok Tengah yang viral di TikTok. Foto: TikTok/ @intan_komalasari92

jpnn.com, JAKARTA - Fenomena mengemis online yang marak terjadi di media sosial mendapat tanggapan serius dari Kementerian Agama (Kemenag).

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Adib mengatakan hal itu tidak terpuji.

“Saya lihat dari ajaran agama Islam sendiri ya, bahwa meminta-minta itu tidak terpuji, banyak hadis yang menyampaikan orang yang meminta-minta memiliki derajat yang terendah,” ujar Adib kepada Antara, Kamis.

Selain anjuran lebih baik memberi daripada menerima, Adib memberi acuan dari Hadis Riwayat Ahmad untuk fenomena mengemis daring itu.

Rasulullah SAW bersabda, “Kegiatan meminta-minta (mengemis) akan selalu ada pada diri seseorang sampai ia menemui Allah dalam kondisi wajahnya tanpa sepotong daging pun." (HR. Ahmad).

“Itu maksudnya tidak punya muka di hadapan Allah, harusnya dia malu telah diberikan kemampuan untuk bekerja, berusaha dan berikhtiar, tetapi malah meminta-minta, apa lagi masih muda,” imbuh Adib.

Berdasarkan konten yang beredar, menurut Adib telah melewati batasan mengemis untuk memenuhi kebutuhan, melainkan memperkaya diri, mengingat pembuat konten itu mampu meraup jutaan rupiah dalam sekali siaran langsung.

“Ada lagi hadis lain, barang siapa yang meminta-minta kepada masyarakat untuk memperkaya diri sesungguhnya dia hanya meminta batu neraka maka hendaknya dia memilih mempersedikit atau memperbanyak,” imbuh Adib.

Fenomena mengemis online yang marak terjadi di media sosial mendapat tanggapan serius dari Kementerian Agama (Kemenag).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News