Fesyen Ternama Australia Gunakan Produk Hasil Eksploitasi Terhadap Muslim Uighur

Sementara Target Australia menjelaskan salah satu pemasok langsungnya menggunakan kapas dari pabrik yang dimiliki perusahaan bernama Huafu Fashion Co di Xinjiang.
Pada bulan Mei, seorang pekerja di pabrik Huafu di Aksu dikutip media Wall Street Journal, bahwa dia bekerja di pabrik itu dari program pelatihan rahasia untuk menghilangkan "pikiran ekstremisnya".
Manajer pabrik Huafu menyangkal kepada Four Corners bahwa perusahaannya menggunakan sistem kerja paksa.
Merek internasional

(Google Earth)
Sejumlah merek internasional seperti H&M, Adidas dan Esprit dilaporkan juga menyelidiki atau telah menangguhkan hubungan mereka dengan pabrik yang mempekerjakan secara paksa warga Muslim Uighur Huafu.
UNIQLO, Nike, dan PVH Corp - perusahaan di belakang Calvin Klein dan Tommy Hilfiger - mengatakan mereka sedang menyelidiki isu kerja paksa di Xinjiang.
Nike misalnya mengaku sedang meninjau apakah rantai pasoknya mengambil bahan dari wilayah tersebut.
Ikea mengakui sekitar 15 persen kapasnya berasal dari Xinjiang, tetapi tidak mengetahui adanya kerja paksa.
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas