Fethullah Gulen Bantah Tuduhan Kudeta

Fethullah Gulen Bantah Tuduhan Kudeta
Fethullah Gulen. Foto: AFP

jpnn.com, ANKARA - Ulama karismatik Turki Fethullah Gulen angkat bicara soal kondisi demokrasi di negaranya. Negeri Dua Benua itu cukup menjadi sorotan lantaran kabar penahanan warga sipil, akademisi, jurnalis dan aktivis di era Presiden Recep Tayyip Erdogan.

“Pemerintah di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan telah mengejar saya dan juga ratusan ribu orang lainnya, terutama kepada gerakan Hizmet yang damai. Kehidupan telah dihancurkan melalui pemecatan, penyitaan, pemenjaraan, dan penyiksaan,” ujar Gulen kepada media Prancis, Le Monde.

Namun, Gulen opitmistis kondisi itu tak akan berlangsung lama. “Masyarakat sipil dan kebebasan pers harus dilindungi oleh konstitusi untuk berkembang dan menjadi bagian dari pengawasan dan keseimbangan terhadap kekuatan negara. Para pemimpin atau tokoh publik harus menekankan nilai-nilai demokrasi dalam retorika dan tindakan mereka,” ujarnya.

(Baca Juga: Rezim Erdogan Kembali Tangkapi Rakyat Sendiri)

Pria yang lahir pada 27 April 1941 tersebut, saat ini tinggal di sebuah kamp yang berada di wilayah Pennsylvania, Amerika Serikat.

Bukan tanpa alasan Fethullah Gulen berada di kamp tersebut. Dia telah tinggal di AS sejak menjalani operasi jantung dan disarankan untuk menetap di sana. Kamp tersebut merupakan milik seorang pengikut Fethullah yang merupakan pengusaha di Negeri Paman Sam.

Gulen mengatakan, pemerintah Turki di bawah Erdogan saat ini menyalahkan dirinya dan gerakan Hizmet sebagai pelaku dari masalah-masalah masa lalu yang terjadi di negara dengan mayoritas masyarakat beragama muslim tersebut. "Pemerintah saat ini mengambinghitamkan saya agar nama nama saya buruk di mata masyarakat muslim dunia," pungkasnya. (*/adk/jpnn)


Fethullah Gulen opitmistis kondisi kritis di negaranya itu tak akan berlangsung lama.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News