Filantropis Yang Menginspirasi Kedermawanan Di Indonesia

Filantropis Yang Menginspirasi Kedermawanan Di Indonesia
Filantropis Yang Menginspirasi Kedermawanan Di Indonesia

"Dulu saya menghidupi keluarga dan anak-anak hanya dari kantong saya sendiri, dari upah jadi tukang parkir. Anak-anak sering tanya 'Pak, hari ini kita makan gak, saking sulitnya."

"Untuk obat mereka, saya awalnya juga gak mampu beli obat, jadi saya pakai ramuan tradisional aja, saya tanya-tanya pakai ini itu yang penting imun mereka bagus. " tuturnya.

Selain berjuang secara finansial, pilihannya untuk merawat anak-anak HIV/Aids juga telah membuat dia dan keluarganya terusir dari rumah kontrakan mereka. Lantara warga di sekitar tempat tinggal mereka takut tertular HIV.

"Tetangga, teman, keluarga saya dulu sangat keberatan. Mereka takut ketularan, mereka berdalih penyakit ini bisa menular dari bekas air cucian lah, kami sekeluarga akhirnya diusir, dicaci maki, diludahi, di sekolah gak boleh, sholat di masjid gak boleh, semua karena orang takut tertular HIV."

Syukurlah menurut Puger Mulyono, saat ini pandangan masyarakat telah lama berubah. Ia dan keluarga besarnya kini juga telah memiliki rumah tinggal yang nyaman yang dihibahkan dari pemerintah kota Solo. Dan Yayasan Lentera yang didirikannya juga mendapat banyak bantuan untuk operasional mereka sehari-hari juga obat-obatan.

Puger Mulyono mengatakan kunci utama mengembangkan kedermawanan adalah niat yang ikhlas.

"Berbuat baik tidak usah menunggu kita mampu, dan menolong orang jangan pandang bulu, Jika niat kita ikhlas Tuhan pasti tahu dan akan bantu."

Ikuti berita-berita lainnya dari ABC Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News