Filipina Mulai Muak dengan Kebrutalan Duterte
’’Otoritas kepolisian tidak bisa dipercaya untuk menyelidiki karena para pejabat dan personel kepolisian ikut terlibat, sedangkan pemimpin Departemen Kehakiman adalah sekutu presiden,’’ tegasnya.
Tim penyidik independen itu nantinya bertugas menyelidiki penyebab, motif, dugaan pemberian hadiah untuk pelaku EJK, serta menentukan jumlah pasti korban kampanye antinarkoba sejak 2016.
Kantor berita Reuters menyebutkan, kampanye antinarkoba yang dilancarkan sejak Duterte berkuasa pada 2016 telah merenggut 12.500 nyawa. Namun, PNP mengklaim bahwa mereka hanya membunuh 3.500 orang.
Kian brutalnya pembunuhan yang dilakukan otoritas keamanan Filipina juga membuat pihak gereja berang. Sejak awal, gereja-gereja Katolik menentang kampanye brutal Duterte.
Kemarin dua petinggi gereja yang paling berpengaruh di Filipina sama-sama menyatakan kekhawatirannya akan tingginya korban jiwa.
’’Berhentilah menyia-nyiakan nyawa manusia,’’ ujar Uskup Agung Manila Kardinal Luis Antonio Tagle. Dia menyerukan pelaksanaan doa selama sembilan hari berturut-turut untuk seluruh korban perang narkoba itu.
Hal senada diungkapkan Uskup Agung Socrates Villegas. Presiden Konferensi Waligereja Filipina itu meminta gereja-gereja di berbagai penjuru negeri untuk membunyikan lonceng setiap pukul 8 pagi. Suara lonceng itu adalah pertanda dan seruan bahwa mereka menolak pembunuhan yang berlangsung saat ini.
Bukan hanya para petinggi, keluarga korban juga memprotes aksi brutal PNP. Puluhan pelayat mendiang Leover Miranda kemarin mengenakan kaus putih bertulis ’’Kill drugs, not people’’ (bunuh penjahat narkoba, jangan rakyat, Red).
Masyarakat Filipina akhirnya mengatakan "cukup!". Mereka tak tahan lagi melihat kebrutalan perang melawan narkboa yang dilancarkan Presiden Rodrigo
- China Makin Ugal-ugalan di LCS, Kapal Misi Kemanusiaan Filipina Tak Diberi Ampun
- Kualifikasi Piala Dunia 2026: Pelatih Filipina Ancam Timnas Indonesia
- 2 Skenario Agar Timnas Indonesia Lulus Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Pelatih Baru Filipina Menebar Ancaman, Timnas Indonesia Wajib Waspada
- KontraS: Periode Kedua Jokowi Diwarnai Peristiwa Pelanggaran HAM
- Petrus Menilai Kasus Penculikan Tidak Akan Pernah Terselesaikan di Rezim Jokowi