Film Hanung Dinilai Menghina Masyarakat Minang

Film Hanung Dinilai Menghina Masyarakat Minang
Film Hanung Dinilai Menghina Masyarakat Minang
JAKARTA -- Film "Cinta Tapi Beda" yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo, berbuntut panjang. Masyarakat Minang yang tergabung dalam Badan Koordinasi Kemasyarakatan dan Kebudayaan Alam Minangkabau (BK3AM), Keluarga Mahasiswa Minang Jaya (KMM Jaya) dan Ikatan Pemuda Pemudi Minangkabau Indonesia (IPPMI) akhirnya benar-benar melaporkan pembuat film "Cinta Tapi Beda" ke Polda Metro Jaya, Senin (7/1).

Tiga orang yang dianggap bertanggungjawab atas film ini adalah Hanung Bramantyo (sutradara), Agni Pratistha (aktris) dan Raam Punjabi (produser). Mereka pun diminta untuk meminta maaf ke masyarakat Minang.

Dalam rilis yang diterima JPNN, Film "Cinta Tapi Beda" dianggap telah menanamkan rasa kebencian dan penghinaan di muka umum terhadap etnis suku Minang. Pembuat film dianggap telah melanggar Pasal 156 KUHP Jo Pasal 4 dan 16 UU.N0.40/2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

Zulhenri Hasan, perwakilan masyarakat Minang menyatakan, film "Cinta Tapi Beda" telah salah dalam menggambarkan keseharian masyarakat Minang. Pihaknya mempersoalkan tokoh Diana yang diperankan Agni Pratistha sebagai keluarga beragama Katolik. Padahal dalam kenyataannya, masyarakat Minang adalah pemeluk agama Islam.

JAKARTA -- Film "Cinta Tapi Beda" yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo, berbuntut panjang. Masyarakat Minang yang tergabung dalam Badan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News