Freddy Harris: Tinggal Pilih, Copyright atau Copyleft?

Freddy Harris: Tinggal Pilih, Copyright atau Copyleft?
Para narasumber sarasehan Perhimpunan Penulis Satupena bertema “HKI: Copyright atau Copyleft” yang digelar secara daring. Foto: Flyer @Satupena

“Kesimpulannya, sampai kapan pun, copyright dan copyleft akan sangat eksis dalam dunia yang terus berkembang. Kabar baiknya hak cipta bukan monopoli hak absolut, karena dalam UU Hak Cipta ada pembatasan-pembatasan demi kepentingan umum tanpa merugikan kreator, inilah keseimbangan antara copyright dan authors right.

Kontrol Kreasi di Tangan Kreator

Novelis Okky Madasari juga angkat suara. Dia mengatakan ketika bicara soal copyright dan copyleft seharusnya menempatkan kontrol sebuah kreasi di tangan kreator.

“Keputusan kreatornya yang menentukan apakah akan digunakan cara konvensional (hanya bisa dipublikasi, dijual dan sebagainya) atau memilih cara ala copyleft di mana seseorang mendistribusikan dan membaca dengan bebas.

Dia mengungkapkan pada Desember 2019, Okky menerbitkan buku “Genealogi Sastra Indonesia: Kapitalisme, Islam, dan Sastra Perlawanan” dan sengaja mempublikasikan karya secara bebas.

“Saya sadar dan bahwa keuntungan ekonomi tidak sebatas hanya soal uang, tetapi kita ingin dapat benefit lain. Tetapi saya ingin buku itu banyak dibaca dan didiskusikan banyak orang. Bahkan menjualnya ketika saya melakukan itu, dampaknya luar biasa, meski bukan popular, didiskusikan banyak orang, termasuk komunitas di kampung, jika konvensional membeli akan berat,” paparnya.

Menurut Okky, ada tiga hal yang perlu diperhatikan semua pihak, terutama pemerintah yakni pembajakan, plagiasi dan silent sing. Pembajakan tidak bisa diselesaikan oleh 1-2 penulis di Sosmed, tetapi ini sistemik.

Indonesia punya hukum tetapi masih ada pembajakan. Bahkan ada pusat pembajakan yang secara bebas menerbitkan buku-buku orang. Ini catatan besar bagi penerbit karena punya power dan penulis sudah menyerahkan haknya, maka penerbit bersama pemerintah harus memperjuangkan atas pembajakan, bukan sekadar lip service.

Dirjen Hak Kekayaan Intelektual, Kemenkumham Freddy Harris merespons perdebatan mengenai hak cipta khususnya soal copyright atau copyleft.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News