Frustrasi, Petani Bakar 3 Ha Padi

Gagal Panen karena Serangan Wereng dan Krisis Air

Frustrasi, Petani Bakar 3 Ha Padi
Frustrasi, Petani Bakar 3 Ha Padi

Sulitnya pasokan air tersebut membuat lahan persawahan mereka kian kering dan terlihat pecah-pecah. Karena itu, krisis kiriman air tersebut memperparah pertumbuhan padi yang semestinya sudah memasuki masa pembuahan.

’’Tanamannya jadi ikut kering. Pemandangan sawah sekarang terlihat sangat kering, tidak ada dedaunan sedikit pun yang menghijau,’’ ungkap bapak dua anak itu.

Rahmad, buruh tani, menambahkan, rusaknya tanaman padi milik petani di desanya merupakan yang pertama terjadi. Bukan hanya serangan hama wereng, aliran irigasi yang mengering membuat lahan pertanian turut rusak dan kesuburannya tidak terjaga.

’’Sebagian tanaman memang terlihat bulir padinya, tapi lama-kelamaan habis. Isi padinya pun kopong,’’ terangnya.

Belakangan, tanaman padi di Desa Balongwono memang bergatung pada saluran air irigasi dari hulu di wilayah selatan desa sebagai satu-satunya jalan untuk mengairi persawahan. Aliran irigasi itu datang dari Desa Kejagan, Wonorejo, dan Tawangsari hingga Balongwono.

Pasokan air yang terhenti sejak tiga bulan membuat saluran irigasi dan pintu air persawahan menjadi kering kerontang.

’’Kerugiannya mungkin tidak terhitung. Ya, paling tidak, setiap petak petani sudah menghabiskan biaya operasi minimal Rp 3 juta. Itu belum termasuk biaya pemupukan dan penyemprotan obat kerugian karena gagal panen,’’ lanjutnya. (ris/abi/JPNN/c23/bh)

 


MOJOKERTO – Serangan hama wereng dan krisis air lantaran kemarau panjang menghantui petani. Di Kecamatan Trowulan, sebagian tanaman padi gagal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News