FSGI: Uji Coba Dulu Pembelajaran Tatap Muka dengan Kehadiran 25 Persen Siswa

FSGI: Uji Coba Dulu Pembelajaran Tatap Muka dengan Kehadiran 25 Persen Siswa
Simulasi pembelajaran tatap muka sekolah di Jateng. Foto: dok Disdik Jateng

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo mengungkapkan masih banyak insan pendidikan menolak pembukaan sekolah untuk tatap muka.

Penolakan itu terjadi lantaran penularan virus Corona masih tinggi dan belum bisa dikendalikan pemerintah, sehingga mereka sangat khawatir tertular Covid-19.

Terlebih lagi untuk guru-guru yang usianya sudah lebih dari 50 tahun, dan disertai pula dengan penyakit penyerta seperti diabetes, jantung dan lain-lain.

"Berdasarkan survei yang kami lakukan, masih banyak guru, siswa, dan sekolah yang belum siap pembelajaran tatap muka bulan ini," kata Heru di Jakarta, Jumat (1/1)

Atas kondisi tersebut, FSGI mendorong pemerintah daerah untuk berhati-hati dalam memutuskan membuka sekolah pada bulan ini mengingat masih tingginya angka penularan Covid-19.

FSGI mendorong pemerintah tetap menetapkan 4 Januari 2021 sebagai awal semester genap. Namun bukan berarti pembelajaran tatap muka dilakukan pada saat itu juga.

Sebab, sekolah masih membutuhkan waktu lama dalam penyiapan infrastruktur dan protokol kesehatan adaptasi kebiasaan baru atau AKB.

"Kami mengimbau pemerintah daerah untuk pembukaan sekolah dimulai dari kelas paling atas, pada jenjang paling tinggi dan disertai uji coba dengan 25 persen siswa," ucapnya.

Pemerintah daerah diimbau untuk memperketat syarat pembelajaran tatap muka, salah satunya hanya 25 persen siswa yang boleh hadir di sekolah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News