Gadaikan Emas Istri, Bangun Ponpes dan Membumikan Alquran

Gadaikan Emas Istri, Bangun Ponpes dan Membumikan Alquran
Para santri Ponpes Tahfidz Baitul Qur'an, saat tadarus. Foto: Amal Fadly Senga/Kendari Pos

jpnn.com - JIKA kalian menolong agamaku, maka aku pasti akan menolong kalian. Sepenggal firman Allah SWT tersebut menjadi motivasi bagi H. Nur Alfiq Arifin membulatkan tekadnya membumikan Alquran. Dengan modal awal hasil dari menggadaikan emas sang istri, ia berhasil menelorkan ratusan penghafal Alquran melalui Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Baitul Qur'an.

Lokasi Ponpes Tahfidz Baitul Qur'an tidak sulit ditemukan. Jaraknya hanya sekitar 100 meter dari jalan poros menuju Abeli. Jalannya sudah diaspal. Meskipun berada di lingkungan pemukiman, bangunannya cukup mencolok. Di depan jalan, terdapat gerbang pintu masuk Ponpes Tahfidz Baitul Qur'an. Penamaan Baitul Qur'an pun memiliki makna. Artinya adalah rumah quran. Ini merupakan keinginan pendirinya memakmurkan Alquran.

Dari luar pekarangan, tampak beberapa santri mondar mandir. Senyum penuh hormat, saat melihat tamu yang datang termasuk wartawan Kendari Pos. Sebelum menyapa, seorang lelaki berpeci putih terlihat dari jauh mempersilakan masuk. Ia dengan ramah menanyakan kedatangan tamu. Saat mengetahui maksud kedatangan Kendari Pos, ia pun bergegas mengecek pimpinan Ponpes. Namun karena pimpinan Ponpes sedang menemui tamu, ia pun meminta untuk menunggu. 

Selang satu jam, sosok yang ditunggu-tunggu akhir muncul. Dengan ramah, ia pun menyambut Kendari Pos dan mempersilakan duduk di balai-balai di depan pondok. Sambil menikmati angin sepoi-sepoi, pria yang bernama H Nur Alfiq Arifin bercerita tentang keberadaan lembaga ini. Katanya, Ponpes Tahfidz Baitul Qur'an telah berusia enam tahun. Meskipun tergolong belia, namun lembaga ini telah menelorkan santri-santri berprestasi.

Tidak hanya di tingkat provinsi dan nasional, namun juga internasional. Salah seorang santri binaannya bernama Tri Surya Putera, berhasil menjadi juara II Musabaqah Tilawatul Qur'an di Jakarta pada tahun 2016 ini. Santri yang memondok di salah satu rumah quran Ponpes ini mengungguli lawannya di hafalan 20 juz.

Keberhasilan para santriawan dan santriawati menorehkan prestasi membuat lembaga itu mendapat kepercayaan dari banyak pihak. Bukan hanya menjadi perwakilan daerah mengikuti MTQ, namun juga menjadi mentor bagi tahfidz muda dan menjadi imam saat bulan Ramadan. Pada Ramadan 1437 Hijriah ini, 40 santrinya lagi-lagi dipercaya menjadi imam salat tarawih pada 40 masjid di Kendari. Selain itu, dua orang santrinya dikirim ke Batam dan Papua menjadi imam selama sebulan penuh. 

Namun siapa sangka, Ponpes ini dulunya hanya sebuah pondok kecil. Bangunannya seadanya dan masih status sewa. Tapi berkat pertolongan Allah SWT melalui kerja keras dan bantuan para dermawan, bangunannya bisa berdiri. Awal kisahnya dimulai pada tahun 2010. Niat baik H Nu Alfiq plus kerja keras pun dimulai. Ada tiga motivasi yang menjadi niat luhurnya setelah memondok di pesantren. Pertama, pesan Rasulullah bagi orang yang memperhatikan umatnya. 

"Sebelum meninggal, Rasulullah berkata 'ummati-ummati', sebanyak tiga kali. Beliau berharap umatnya harus dibimbing dan diperhatikan. Kedua janji Allah SWT, bagi orang yang memuliakan Alquran terutama bagi hafiz dan mengamalkannya. Barang siapa yang memuliakan mereka (tahfidz), maka Allah SWT akan memuliakan mereka. Tapi bila sebaliknya atau menghinakan, kelak Allah akan menghinakan mereka," jelas Nur Alfiq Arifin.

JIKA kalian menolong agamaku, maka aku pasti akan menolong kalian. Sepenggal firman Allah SWT tersebut menjadi motivasi bagi H. Nur Alfiq Arifin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News