Gadis Yatim Piatu Diperkosa Preman Kampung

Gadis Yatim Piatu Diperkosa Preman Kampung
Gadis Yatim Piatu Diperkosa Preman Kampung

"Sudah hampir seminggu ini kami mencari dia (korban) ke mana-mana. Tadi malam lah jam 21.00 WIB aku lihat dia duduk di kedai kopi. Kulihat dia linglung gitu, tatapan matanya kosong, tertekan kurasa. Udah sampai rumah barulah dia cerita kalau udah diperkosa, disitulah kami terkejut semua dan berembuk melaporkan ini ke polisi," jelas wanita berbaju biru ini.

Tambahnya, korban adalah anak yatim piatu yang baru diambilnya dari Samosir.

"Anak yatim piatu dia (korban) itu, makanya kami jemput dia dari Samosir dan ia baru tinggal di sini. Kasihan kali dia, kenapa para pelaku tega berbuat seperti itu kepadanya," kesalnya. Menurutnya para pelaku memang dikenal sebagai preman kampung, dan sering memakai narkoba jenis sabu di dekat sekolah tersebut.

"Mereka ini preman kampung, sering nyabu dekat sekolah itu, tempat dia (korban) diperkosa," ungkap bibi korban. Namun karena saat membuat laporan korban tak memiliki berkas-berkas lengkap, setelah didata dan dimintai keterangan, petugas kepolisian mengarahkan bibi korban melengkapi berkas-berkas seperti kartu keluarga dan lain-lainnya untuk melengkapi laporan.
 
Bunga mengatakan, akibat pemerkosaan tersebut, ia menjadi ketakutan, dan tak berani melapor karena diancam ketiga pelaku. "Aku takut bang, dan tak tau lagi mau ngapan lagi. Sementara aku baru tinggal di sini, aku udah bingung bang, malu kali aku bang. Udahlah aku ini dari kampung," lirih Bunga dengan mata berkaca-kaca.

Terpisah, Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP Ronald Sipayung SH SIK ketika dikonfirmasi mengaku sudah memintai keterangan korban. "Korban sudah kita mintai keterangannya. Tetapi untuk melengkapi laporan, kita mengarahkan keluarganya untuk melengkapi berkas-berkas, termasuk identitas korban. Setelah semuanya lengkap, akan kita mintai kembali keterangannya lebih lanjut. Dan secepatnya akan kita proses," ujarnya. (bay/deo)


MEDAN-Bunga (bukan nama sebenarnya) sungguh tak menyangka kepindahannya ke Medan bakal berujung petaka. Betapa tidak, baru tiga bulan menetap di


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News