Gadis Yatim Piatu Diperkosa Preman Kampung

Gadis Yatim Piatu Diperkosa Preman Kampung
Gadis Yatim Piatu Diperkosa Preman Kampung

jpnn.com - MEDAN-Bunga (bukan nama sebenarnya) sungguh tak menyangka kepindahannya ke Medan bakal berujung petaka. Betapa tidak, baru tiga bulan menetap di rumah pamannya, gadis yatim piatu berusia 18 tahun ini malah diperkosa sampai linglung oleh tiga pria berbeda.

Ironisnya, perbuatan bejat ini dilakukan pelaku yang berstatus sebagai pemuda setempat itu dalam waktu berbeda, tapi terjadi di tempat sama, yakni samping gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Pasar VIII Tembung, Kec. Percut Sei Tuan.

Sembari menundukkan wajah, ditemani bibinya Iros (36), Bunga yang masih linglung didampingi bibinya, Iros (36) membuat pengaduan ke Polsek Percut Sei Tuan untuk membuat pengaduan, Selasa (10/9) siang.

Saat ditemui POSMETRO MEDAN (Grup JPNN), gadis malang asal Samosir itu mengaku tragedi memilukan itu berawal pada Sabtu (31/8) lalu. Malam itu, sekira pukul 20.00 WIB, korban yang terpaksa tinggal di rumah pamannya karena tak memiliki orangtua itu berniat membeli sesuatu ke warung yang lokasinya tak jauh dari rumah pamannya di Pasar VIII Tembung, Kec. Percut Sei Tuan.

Di tengah perjalanan, Bunga berpapasan dengan pemuda setempat berinisial An (30). Karena berstatus sebagai orang baru, Bunga yang masih polos itu mau saja diajak berkenalan oleh An.

Karena tak ada kawan, Bunga hanya bisa nurut saat diajak pelaku ngobrol di sebuah lokasi gelap dan sepi tak jauh dari gedung sekolah. Tak lama berselang, An yang punya niat jahat langsung membekap mulut korban dan menariknya masuk ke lokasi sekolah. Bunga sempat berusaha melawan, tapi ia kalah tenaga. Dengan ancaman bunuh, Bunga berhasil diperkosa pelaku.

Usai melampiaskan nafsu bejatnya, An kembali mengancam agar Bunga tak memberitahukan kejadian tersebut kepada siapapun. Jika berani melapor, Bunga akan dibunuh. Untuk menghilangkan barang bukti, An lalu membuang celana dalam korban yang penuh bercak darah. Selanjutnya An meninggalkan Bunga begitu saja di lokasi.

Tak lama setelah pelaku pergi, dengan wajah pucat dan langkah tertatih, Bunga pun pulang ke rumah pamannya. Karena takut dimarahi dan dibunuh sama pelaku, Bunga tak berani menceritakan kejadian itu.

MEDAN-Bunga (bukan nama sebenarnya) sungguh tak menyangka kepindahannya ke Medan bakal berujung petaka. Betapa tidak, baru tiga bulan menetap di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News