Gagasan MPR Membentuk Majelis Syuro Dunia Mendapat Dukungan dari Akademisi

Gagasan MPR Membentuk Majelis Syuro Dunia Mendapat Dukungan dari Akademisi
Seminar Nasional Pembentukan Lembaga Internasional Majelis Syuro Dunia. Foto Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Gagasan pembentukan Majelis Syuro Dunia yang diinisiasi MPR RI mendapat dukungan dari kalangan akademisi dan cendekiawan, yang menjadi pembicara Seminar Nasional Pembentukan Lembaga Internasional Majelis Syuro Dunia. Forum itu diselenggarakan di Gedung Nusantara IV Komplek MPR/DPR RI, Sabtu (29/8).

Guru Besar UIN Syarif HidayatullahJakarta Prof Azyumardi Azra, salah satu pembicara dalam seminar itu menilai pembentukan Majelis Syuro Dunia akan membantu Indonesia meningkatkan bobot perannya di mata dunia Internasional. Sebab, jumlah penduduk muslim tanah air yang sangat banyak memiliki nilai tersendiri dan membuat Indonesia lebih disegani negara lain. Sayangnya, kelebihan ini menurut Azyumardi belum dimanfaatkan secara maksimal.
 
Dengan dibentuknya Majelis Syuro Dunia, kata Azyumardi, itu akan memperkuat silaturahmi antarnegara anggota. Selain itu Majelis Syuro Dunia juga akan mengembangkan hubungan harmonis dan damai di antara anggotanya. Sekaligus, memperkuat kerja sama hukum tata negara, terutama di bidang legislasi yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman.

“Kerja sama ini membuka kesempatan pengembangan anggota parlemen. Di Eropa, sudah ada kebiasaan salah satu anggotanya belajar tentang legislasi dan hukum tata negara di negara tujuan dalam tempo tertentu. Kebiasaan ini belum banyak terdengar di Indonesia, dan itu bisa dilakukan dengan berdirinya Majelis Syuro Dunia,” kata Azyumardi menambahkan.
 
Agar berjalan efektif, kata tokoh kelahiran Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat ini berpesan supaya Majelis Syuro Dunia mengantisipasi beberapa persoalan yang mungkin timbul. Misalnya, kontestasi pengaruh otoritas, rivalitas kepemimpinan menjadi orang kuat, besar kecil kontribusi pendanaan, rasisme keagamaan, sektarianisme aliran dan mazhab. Serta belenggu hubungan sejarah konflik.

Pendapat serupa dikemukakan Dr M Luthfi Zuhdi. Akademisi yang juga mantan ketua Program Kajian Timur Tengah di Universitas Indonesia ini menilai hadirnya Majelis Syuro Dunia akan mengisi kekosongan yang ditinggalkan Lembaga Kerja Sama Antarperlemen yang sudah ada selama ini. Apalagi, potensi yang dimiliki Majelis Syuro Dunia sesungguhnya sangat besar. Pasalnya, jumlah umat Islam dunia, sesuai data tahun 2010 mencapai 2,2 miliar penduduk dari sekitar 6 miliar jumlah penduduk dunia.

Jika potensi umat Islam yang sangat besar itu bisa diwujudkan, Luthfi meyakini pengaruh yang ditimbulkannya bisa sangat besar. Hal itu juga berpotensi memberi sumbangsih yang besar pula pada kehidupan manusia di muka bumi. Namun, dia mengingatkan sejumlah persoalan yang mungkin akan ditemui Majelis Syuro Dunia dalam perkembangannya.

“Indonesia sudah berperan aktif dalam OKI. Sayangnya, terkait sengketa di Timur Tengah, Indonesia tidak bisa berperan secara maksimal. Ini perlu dipikirkan dan dicarikan jalan keluarnya. Agar Majelis Syuro Dunia nantinya bisa lebih bermanfaat dari lembaga-lembaga dunia yang sudah ada saat ini,” Luthfi berharap.(jpnn)

Dukungan mengalir dari berbagai kalangan terhadap pembentukan Majelis Syuro Dunia yang digagas MPR RI


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News