GAIKINDO Akui Tren Penurunan Penjualan Mobil Masih Berlanjut hingga 2021

GAIKINDO Akui Tren Penurunan Penjualan Mobil Masih Berlanjut hingga 2021
GAIKINDO mengakui, tren penurunan penjualan mobil masih berlanjut hingga 2021. Ilustrasi Foto: antara

“Kalau Anda ke luar negeri lalu melihat ada mobil Xpander, Isuzu Traga, atau kendaraan sejenis Daihatsu GranMax, itu semua dari Indonesia karena pabriknya hanya ada di Indonesia,” ujar dia.

Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bekerja di berbagai area termasuk mendorong konsumsi masyarakat dan menyokong dunia usaha.

Dia mengatakan, anggaran insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) kendaraan bermotor diperkirakan mencapai Rp 2,99 triliun.

Pemerintah berharap insentif dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga mendorong perbaikan pada industri otomotif dan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kami memang sengaja mendesain agar front loading. Tujuannya untuk memacu confidence dan secara simultan bisa meningkatkan pemulihan ekonomi,” ujar dia.

Sebagai informasi, pada 2019 industri otomotif berkontribusi 3,98 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nonmigas.

Sektor padat karya ini menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar yakni 1,5 juta orang pekerja langsung dan 4,5 juta tenaga kerja tidak langsung.

Rantai pasok sektor ini juga sangat luas, terdapat kurang lebih 7.451 pabrik penghasil produk input untuk industri otomotif. (mcr10/jpnn)

GAIKINDO mengakui, tren penurunan penjualan mobil masih berlanjut hingga 2021, padahal, kapasitas produksi kendaraan sebesar 2,4 juta per tahun.


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News