Gajah Mufarraqah

Oleh: Dahlan Iskan

Gajah Mufarraqah
Dahlan Iskan. Foto: disway.id

Setelah kenyang rombongan gajah itu ke kolam pertanian. Mereka masuk ke air. Gembira ria di kolam berlumpur itu. Sawah petani banyak yang rusak secara tidak sengaja –dinjak-injak gajah di sepanjang perjalanan ini.

Melihat wajah-wajah petani di situ saya ingat profil orang Dayak di Kalimantan. Ada kemiripan. Suku-suku asli di pegunungan Yunnan memang bukan suku Han –yang merupakan 80 persen penduduk Tiongkok.

Suku Manchuria yang besar itu pun kini sudah hilang. Praktis sudah menyatu dan membaur dengan suku Han. Yang masih sedikit lebih eksis adalah suku Mongol yang di provinsi Mongolia Dalam. Namun, mereka juga sudah kian menyatu dengan suku Han.

Suku-suku asli pedalaman Yunnan ini banyak yang berani mendekat ke gajah. Memberi mereka makanan. Tidak terlihat ada konflik antarmanusia dan gajah di sana.

Namun, rombongan gajah itu terus berjalan ke utara. Kali ini agak serong ke timur. Netizen yang secara live terus mengikuti perjalanan itu mulai khawatir: gajah-gajah itu mengarah ke kota. Yakni kota pegunungan, Yuxi. Yang berpenduduk 2,5 juta jiwa.

Polisi mulai dikerahkan ke kota Yuxi. Penduduk diingatkan untuk tidak mengganggu mereka. Biarlah mereka melangkah ke mana suka.

Benar, gajah-gajah itu masuk kota. Warga kota banyak yang menonton ke jalan yang akan dilalui gajah –sesuai dengan arah di siaran langsung dari drone. Polisi menutup jalan kota yang dilalui gajah. Seluruh negeri pun kian demam gajah: ada sejumlah gajah liar masuk kota. Petugas mengarahkan secara tidak langsung agar mereka meninggalkan kota.

Mereka pun terus menuju Utara. Memasuki pedesaan lagi. Pegunungan lagi.

Gajah-gajah itu meninggalkan kampus mereka. Pertanyaannya: ke mana rombongan gajah itu akan pergi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News