Gandeng ASEAN, Kemendes PDTT Optimalkan Pembangunan Desa di Kawasan Perbatasan

Gandeng ASEAN, Kemendes PDTT Optimalkan Pembangunan Desa di Kawasan Perbatasan
Perjanjian kerja bersama antara Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan PT Medifa Infoyasa Suryantara, PT Edigy jaya Global dan Rumah Indonesia Makmur, Jumat (13/1). Foto: Dokumentasi Humas Kemendes PDTT

"Ini harus bermakna bagi kolaborasi pembangunan desa-desa lintas negara, konektivitas ekonomi, hingga asimilasi budaya, dengan tetap berpijak kedaulatan negara masing-masing,” tegas Gus Halim.

Pada lima titik hubung ini, tambahnya, beranda Indonesia setidaknya ada 1.899 desa.

Titik ini sekaligus menjadi jalan kolaborasi pembangunan 74.961 desa seluruh Indonesia dengan 74 ribu lebih desa di Thailand, 11 ribu lebih desa di Vietnam, ratusan desa di Malaysia, serta desa-desa lain di kawasan regional.

Selain itu, untuk mencapai Sustainable Development Goals pada 2030 dibutuhkan kolaborasi dan jejaring yang melibatkan banyak pihak.

Hal itu termasuk konesivitas ekonomi, berbagi praktik cerdas, mempromosikan keunggulan, mencari solusi dan, bahkan menginisiasi dan mengimplementasikan project bersama, berdasar data mikro desa, berbasis potensi desa-desa.

Sebagai jalan untuk mempermudah itu semua, Gus Halim tak segan menawarkan SDGs Desa sebagai langkah taktis dan sistematis agar pembangunan tepat sasaran.

“SDGs Desa memberi jalan untuk semua itu," ujarnya.

Menurut Gus Halim, dengan berbasis pada SDGs Desa, desa-desa di Indonesia dapat berkontribusi 84 persen bagi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Kemendes PDTT menggandeng negara-negara anggota ASEAN untuk mengoptimalkan pembangunan desa di kawasan perbatasan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News