Gara-gara Ada Nama Jokowi, UN SMP Kacau

Gara-gara Ada Nama Jokowi, UN SMP Kacau
Gara-gara Ada Nama Jokowi, UN SMP Kacau

jpnn.com - JAKARTA - Posko Pengaduan Ujian Nasional (UN) SMP yang dibuka Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menerima banyak laporan soal kekacauan soal UN SMP hari pertama pelaksanaan UN, Senin (5/5).

Kekacauan ini terjadi setelah pekan lalu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, memutuskan penarikan soal Bahasa Indonesia dari sejumlah provinsi untuk diganti karena di dalamnya ada nama calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo.

Nah, menurut Sekretaris Jenderal FSGI, Retno Listyarti, Senin (5/5), kekacauan soal UN yang diduga karena efek nama Jokowi tersebut setidaknya menimbulkan enam dampak bagi UN SMP. (fat/jpnn)

Berikut enam dampak kekacauan UN SMP berdasarkan temuan dan analisa FSGI:
 
1. Para pengawas ruang dan para peserta UN menjadi bingung. Kebingungan juga melanda sejumlah panitia sekolah, sehingga proses memahami situasi ini memakan waktu yang berlarut-larut sehingga siswa dirugikan.

2. Peserta didik menanggung beban psikologis di hari pertama UN, dan hal ini tidak pernah di perhitungkan oleh para pengambil kebijakan. Anak didik kembali menjadi korban ketidakprofesional pemerintah untuk kesekian kalinya.

3. Para kepala sekolah SMP menilai bahwa pengambil kebijakan teknis dalam pergantian soal UN SMP tidak memahami psikologis anak. Kegalauan peserta UN sangat dipahami para Kepala Sekolah karena mereka paling tahu kondisi para siswanya.

4. Ada potensi kebocoran soal karena ada soal terpisah dan tidak dalam sampul bersegel, padahal naskah soal UN merupakan dokumen rahasia negara.

5. Ada dugaan kuat bahwa soal direvisi karena sebelumnya masih terdapat soal tentang Jokowi di UN SMP. Hal ini menunjukkan UN tidak dipersiapkan dengan matang, padahal ini pekerjaan rutin selama bertahun-tahun.

JAKARTA - Posko Pengaduan Ujian Nasional (UN) SMP yang dibuka Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menerima banyak laporan soal kekacauan soal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News