Gara-gara Hal ini Program Tol Laut Banjarmasin Bisa Terhambat

Gara-gara Hal ini Program Tol Laut Banjarmasin Bisa Terhambat
Ilustrasi pelabuhan. Foto: dok. Jawa Pos

jpnn.com, BANJARMASIN - Empat kapal mengangkut bahan peledak amonium nitrat 2000 MT asal Korea Selatan selama tiga minggu terkatung-katung di luar Dam pelabuhan.

Hal ini lantaran tidak diberikan ijin sandar ke Pelabuhan Trisakti Pelindo III oleh KSPO Pelabuhan di sana.

Keempat kapal tersebut diarahkan KSOP Banjarmasin untuk sandar di dermaga Taboneo yang tarifnya jauh lebih tinggi.

Ketua Kadin Banjarmasin Nurdin merasa kecewa dengan sikap KSOP Banjarmasin yang dinilai menghambat laju logistik pelabuhan.

“Aneh saja, bertahun-tahun diijinkan sandar di Pelabuhan Trisakti tapi kini dilarang sandar ke situ dengan alasan belum comply isps code. Yang menjadi pertanyaan sekarang dipaksa semua kapal masuk ke dermaga Taboneo yang jauh lebih mahal tarifnya, ada apa ini sebenarnya,” ucap Nurdin.

Nurdin yang yang juga ketua DPC INSA atau pelayaran nasional cabang Banjarmasin ini menilai KSOP Banjarmasin tidak mendukung program Presiden Jokowi dan tol laut.

"Padahal pemerintah berusaha mati-matian untuk memangkas, menekan biaya logistik yang rendah," ujarnya.

Tindakan KSOP Banjarmasin, ditegaskan Nurdin bisa berpengaruh kepada perekonomian di Banjarmasin yang tidak mendukung adanya kegiatan direct call yang bisa menurunkan biaya logistik, jika dibanding kapal harus bongkar muat beberapa kali sebelum masuk banjarmasin.

KSOP Banjarmasin dinilai menghambat laju logistik pelabuhan Trisakti karena tidak mengizinkan kapal sandar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News