Gara-gara Tekuni Film Dokumenter, Iwan Setiawan Kenyang Kena Teror
Hampir Diculik ketika Ungkap Aparat yang Jadi Beking
Rabu, 22 Juni 2011 – 08:08 WIB
Beberapa prestasi diraih. Di antaranya, Best Feature Documentary on Indonesia Documentary Film Festival 2009 dengan titel At Stake! Film itu juga pernah diputar di Berlin Film Festival 2008. Iwan juga menjadi line producer untuk film Heaven for Insanity yang diputar dalam Festival Film Rotterdam, Belanda, 2009.
Selain itu, dia memenangi Script Development Competition, Jakarta International Film Festival 2006. Lalu, ikut South East Asia Press Alliance (SEAPA) Fellowship di Laos dan Vietnam, 2006.
Bersama tiga temannya, Swastika, Kristianto Nugroho, dan Muhammad Ihsan, Iwan mendirikan Salam Dokma. Salam berasal dari singkatan Sabtu Malam. Sebab, anggota komunitas tersebut awalnya berkumpul setiap Sabtu malam Minggu. Dokma adalah singkatan dokumenter mania.
Kini, pertemuan diubah setiap Minggu, diisi dengan diskusi dan memutar film. Lokasinya di Newseum Café¬ kawasan Jalan Veteran, Jakarta Pusat. "Tujuan kami, ingin memberikan alternatif tontonan untuk masyarakat dengan film dokumenter. Yang datang beragam, mulai pelajar SMA sampai sutradara film yang sukses di festival internasional," ungkapnya.
Bagi sebagian orang, film dokumenter mungkin dianggap tak menarik untuk ditonton, apalagi ditekuni. Tapi, hal itu tak berlaku bagi Iwan Setiawan.
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor