Gara-Gara Video Hoax, Sembilan Tewas Diamuk Massa

Gara-Gara Video Hoax, Sembilan Tewas Diamuk Massa
Pengeroyokan yang menyebabkan kematian. Foto ilustrasi: dokumen JPNN

Para pakar menyatakan bahwa berita hoax gampang menyebar dan mudah dipercaya di wilayah pedesaan. Mayoritas pemilik telepon pintar adalah orang awam yang tidak bisa membedakan berita benar dan salah.

Pascarumor penculikan beredar, massa langsung menaruh curiga pada setiap orang asing. Apalagi jika mereka tidak bisa berbicara bahasa lokal setempat.

Tanpa bertanya lebih lanjut, orang yang dituduh sebagai penculik langsung dihajar hingga tewas. Sembilan korban tewas sejak Juni, seluruhnya tak bersalah.

’’Kami meminta pada penduduk untuk segera menginformasikan pada polisi jika menemukan seseorang yang menyebar rumor dan pesan kebencian,’’ tegas Dirjen Polisi Mukesh Agarwala.

Muak dengan tingkah penduduk, sekitar 2 ribu orang turun ke jalan di Guwahati pada Minggu (10/6). Mereka menuntut polisi dan pemerintah berbuat sesuatu agar kejadian serupa tak kembali terulang. Mereka juga menuntut keadilan untuk para korban.

Sarbananda Sonowal, menteri besar Assam, mengaku sangat sedih mendengar berita tentang amuk massa yang terus memakan korban itu. Dia berjanji siapa pun yang bersalah bakal mendapatkan ganjaran yang setimpal.

’’Saya meminta semua orang untuk menjaga perdamaian dan harmoni serta tidak gampang terpengaruh rumor,’’ cuit Sonowal di akun Twitter-nya. (sha/c17/ano)


Sejak Juni, ada sembilan orang yang tewas dibunuh massa. Pemicunya sama, sebuah kabar hoax yang beredar lewat WhatsApp


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News