Garuda Ayolah

Garuda Ayolah
Dahlan Iskan. Foto: disway.id

jpnn.com - Ketika saya menganjurkan Direksi Garuda Indonesia ke PKPU, saya punya maksud ganda: sekalian itu sebagai senjata memperkuat posisi.

Terutama dalam menghadapi perusahaan yang menyewakan pesawat (lessor) ke Garuda.

Saya tahu Garuda Indonesia sedang bekerja keras mengajak lessor untuk berunding. Agar sewa pesawat yang mahal itu bisa turun. Pun cara pembayarannya bisa lebih ringan.

Tentu lessor juga orang pintar. Tidak mudah mengajak mereka membicarakan kembali kontrak yang sudah lama disetujui.

Namun, keadaan lagi babak belur. Pendapatan Garuda turun sampai 90 persen. Perusahaan mana pun tidak kuat bertahan dengan pendapatan tinggal sepuluh persen.

Bisa juga lessor terlihat seperti kooperatif. Seolah mau diajak berunding, tetapi mereka terus mengulur waktu.

Apalagi lessornya sampai 30 perusahaan. Mengajak berunding bersama pasti sulit. Bikin jadwal rapat saja pasti tidak mudah.

Dengan maju ke PKPU, mereka tidak bisa lagi ulur waktu. Mereka hanya punya waktu tiga bulan untuk duduk di meja perundingan.

Jangan takut ke PKPU. Malu sebentar. Namun, menyelamatkan banyak hal: nama Garuda, karyawan dan juga pemegang saham.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News