Garuda Indonesia Terbebani Utang, Makin Merana Dihajar Corona

Garuda Indonesia Terbebani Utang, Makin Merana Dihajar Corona
Garuda Indonesia terus merugi. Ilustrasi Foto: Soetomo Samsu/JPNN.com

Angka perhitungan tersebut di luar kebutuhan pembayaran Sukuk pada tahun ini sebesar 500 juta dolar AS.

“Total dibutuhkan 1,1 miliar dolar AS. Major airlines di dunia telah mendapatkan suntikan dana dari pemerintahnya untuk penyelamatan hidup airlines tersebut. Apakah Garuda siap untuk ini,” ujar Deddy.

Pandemi COVID-19 mengguncang industri penerbangan di seluruh dunia.Dalam catatannya, Deddy mengungkapkan, ada 117 maskapai dunia yang menghentikan 90 persen penerbangannya, dan 167 perusahaan penerbangan lainnya mengandangkan 40 persen penerbangan yang mengakibatkan jumlah pelancong merosot 87 persen.

Diperkirakan volume penerbangan akan kembali normal 3-5 tahun pasca COVID-19 dan harga akan kembali kuat satu tahun setelah COVID-19.

“Segmen bisnis akan lebih cepat pulih dibanding segmen leisure. Akan ada perubahan demand layanan vs cost pasca COVID-19, di mana airlines harus sanggup bertransformasi diri. Apakah Garuda siap untuk ini,” ungkap Deddy. (antara/jpnn)

Deddy Yevri Sitorus mencemaskan kondisi Garuda Indonesia yang punya beban utang di tengah gempuran virus corona COVID-19.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News