Gas Bumi Segera Mengalir untuk Industri di Jabar

Gas Bumi Segera Mengalir untuk Industri di Jabar
Pegawai PT PGN sedang membenahi instalasi pipa gas yang melintas di atas salah satu sungai di Jakarta. Foto: Ricardo/JPNN.Com

Sementara ini, pasokan gas ke industri-industri itu dilakukan lewat tabung. Gas yang digunakan adalah compressed natural gas (CNG). ’’Untuk meningkatkan suplai, kami juga mendorong PHE ONWJ (Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java, red) untuk meningkatkan produksi,’’ katanya.

Wiratmaja menambahkan, permintaan gas yang meningkat menjadi pertanda bagus. Sebab, berbeda dengan BBM yang sebagian harus impor, gas seluruhnya dihasilkan dari dalam negeri.

Selain itu, gas juga ramah lingkungan dan harganya lebih murah dibandingkan BBM.  Data Kementerian ESDM menunjukkan pertumbuhan pasar yang tinggi menyebabkan peningkatan defisit gas di seluruh Indonesia.

Daerah yang terbesar mengalami defisit adalah Jawa Barat. Pada 2013, defisitnya mencapai 635 mmscfd. Defisit itu diperkirakan terus meningkat menjadi 1.450 mmscfd pada 2020 dan 2.009 mmscfd pada 2025. 

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi menambahkan, upaya Ditjen Migas untuk mendorong pembangunan infrastruktur harus didukung. Permintaan industri yang sudah tinggi, harus dibarengi pembangunan infrastruktur.

Namun, dia juga meminta Kementerian ESDM agar cermat melihat kondisi di lapangan. Jika lokasinya berdekatan dengan sumber gas, akan lebih mudah karena cukup menambah pasokan.

Namun, jika lokasinya jauh, maka tidak cukup dengan menambah pasokan. ’’Kalau jauh, mau tidak mau ya harus dengan penambahan infrastruktur,’’ kata Rinaldy.(dim)


Persoalan gas bumi ternyata tidak hanya pada penurunan harga untuk sektor industri, tetapi juga sebaran jaringan gas. Salah satu kawasan yang membutuhkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News