Gawat, Para Peneliti Vaksin COVID-19 Jadi Sasaran Serangan Siber

Fancy Bear pernah dituduh meretas komputer Partai Demokrat AS menjelang pemilihan presiden tahun 2016.
Sementara dari Korea Utara ada grup dikenal sebagai Hidden Cobra, Lazarus atau APT38.

Serangan terus berlangsung
Kelompok APT dan peretas lainnya terus melancarkan serangan, ibaratnya terus menggedor "pintu" sistem TI perusahaan dan fasilitas penelitian. Tujuannya untuk menguji pertahanan sasaran.
Ini terjadi jauh sebelum COVID. Meskipun jarang diberitakan, serangan berlangsung terus melalui malware, virus, dan upaya lain untuk menembus pertahanan untuk melihat apa yang ada di dalamnya.
Apakah peneliti COVID benar-benar menjadi sasaran, atau ini hanya salah tafsir tentang serangan oportunistik dan acak?
Pusat Keamanan Siber Australia (ACSC) menyatakan, fasilitas penelitian dan organisasi sektor kesehatan telah menjadi sasaran sebelum pandemi.
"ACSC memberikan nasihat teknis keamanan siber dan bimbingan kepada organisasi yang terlibat dalam penelitian vaksin COVID-19, distribusi manufaktur, dan manajemen rantai pasokan," kata ACSC.
KETIKA para peneliti COVID di seluruh dunia berlomba mengembangkan vaksin yang efektif, diam-diam mereka dibuntuti oleh mata-mata dan pencuri di dunia siber
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina