Gegara Lockdown COVID-19, KDRT Meningkat di Indonesia

Gegara Lockdown COVID-19, KDRT Meningkat di Indonesia
Sejumlah organisasi internasional khawatir dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 akan membuat kondisi perempuan dan anak-anak kembali buruk. (Supplied: Plan International Australia)

Namun sejak bulan April, sebulan setelah COVID-19 masuk Indonesia dan anjuran diam di rumah diberlakukan, jumlah aduan kekerasan menjadi 67 dan di bulan berikutnya naik menjadi 98.

Baca juga artikel terkait:

 

Manajer Divisi Pendampingan Rifka Annisa, Indiah Wahyu Andari menceritakan salah satu kasus yang ditanganinya menimpa seorang ibu yang suaminya sudah sering bertindak kasar sejak sebelum pandemi.

Namun, selama ini sang ibu masih bisa menahan diri karena intensitas bertemu di rumah relatif rendah.

"Ketika pandemi sang suami kehilangan pekerjaan dan tinggal di rumah terus, anaknya juga belajar di rumah. Jadi intensitas kekerasannya meningkat," kata Indiah seperti dikutip dari Tirto.

Anak sulungnya juga semakin berani melawan sang bapak sehingga "hampir setiap hari bertengkar dan terjadi pemukulan."

Gegara Lockdown COVID-19, KDRT Meningkat di Indonesia Photo: Anjuran diam di rumah telah membuat korban KDRT semakin sering berinteraksi dengan pelaku kekerasan dan sulit meminta tolong. (ABC News: Danielle Bonica )

 

Menurut Indiah, ibu tersebut, selain mengalami kekerasan fisik, juga tertekan secara psikis. Apalagi, ia masih harus bekerja sebagai tulang punggung keluarga.

Aturan pembatasan pergerakan warga, atau 'lockdown', selama pandemi COVID-19 telah menyebabkan meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di Asia, menurut sebuah laporan baru

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News