Geledah Rumah Tersangka Korupsi Jiwasraya, Kejagung Sita Innova dan CRV

jpnn.com, JAKARTA - Tim Jaksa Penyidik Tindak Pidana Korupsi dan Tim Pelacakan Aset pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejaksaan Agung menyita dua unit mobil dari penggeledahan rumah mantan Kepala Divisi Investasi dan Keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Syahmirwan.
Penggeledahan dan penyitaan dilakukan di rumah Syahmirwan, Jalan Kavling AL, Blok C.1, Nomor 9, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (16/1).
"Dari penggeledahan pada Kamis sore hingga berakhir pukul 22.00 WIB, tim mengamankan dua unit mobil yaitu Innova Reborn dan CRV," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Hari Setiyono, Jumat (17/1).
Selain dua mobil, kata Hari, tim juga mengamankan sertifikat tanah, dan beberapa surat berharga berupa polis asuransi serta deposito.
"Nantinya akan dijadikan barang bukti, sekaligus yang bernilai ekonomis akan dapat digunakan untuk mengembalikan kerugian keuangan negara," kata Hari.
Kejagung telah menjerat lima tersangka korupsi Jiwasraya. Mereka adalah Syahmirwan, mantan Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Herdrisman Rahim, mantan Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Presiden Komisaris PT Trada Alam Mineral Hery Hidayat, dan Presiden Komisaris PT Hanson Internasional Benny Tjokrosaputro.
Sebelumnya, penyidik Kejagung sudah menggeledah 15 lokasi terkait kasus korupsi Jiwasraya. Rabu (15/1), tim penyidik Korps Adhyaksa menggeledah kediaman tersangka Hendrisman dan Harry Prasetyo. (boy/jpnn)
Tim penyidik menggeledah rumah mantan Kepala Divisi Investasi dan Keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Syahmirwan di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Redaktur & Reporter : Boy
- Nota Kesepahaman Dewan Pers dan Kejagung Perlu Diperpanjang
- 4 Tersangka Judi Online Situs agen138 Segera Disidang
- Jaksa Agung Tekankan Pentingnya Moralitas dalam PPPJ Angkatan 82
- Kejagung Berpeluang Terapkan Pasal TPPU dalam Kasus Suap Rp60 Miliar
- Jampidsus Sita 47.000 Ha Lahan Sawit Ilegal, Sahroni: Langkah Konkret Kembalikan Kerugian Negara
- Kasus Direktur Jak TV Baru Pertama Terjadi, Saat Konten Dikriminalisasi