Geliat 'Esek-esek' di Samping Gedung DPRD

Geliat 'Esek-esek' di Samping Gedung DPRD
Geliat 'Esek-esek' di Samping Gedung DPRD

jpnn.com - JALAN Kapten Muslihat yang saat pagi dan sore selalu padat dengan beragam kendaraan bermotor, saat malam nampak lengang. Hanya sesekali mobil sayur yang akan mengantarkan sayur ke sejumlah pasar di Kota Bogor. Walau sepi di jalan utama, namun di pedestrian sepanjang jalan Kapten Muslihat ramai dengan sejumlah wanita berpakaian seksi. 

Tepat di depan gedung DPRD Kota Bogor. Nampak, tiga orang wanita sedang asik merokok sambil menggoda setiap laki-laki, yang melintasi jalan itu. Pandangan yang tak asing bagi sejumlah warga yang melakukan aktifitas dini hari di jalan itu. 

"Hai," salah satu wanita menyapa sambil mengepulkan asap rokok ke udara. "Mau main?" katanya menggoda. Sebelum sempat membalas sapa yang dilontarkannya wanita itu langsung mencecar dengan pertanyaan lagi.     Tanpa basa-basi, seolah pertanyaan itu secara otomatis keluar dari mulutnya saat laki-laki mendatanginya. 

Rupanya, sejumlah wanita itu sudah lama sudah dijadikan tempat mangkal PSK di Kota Bogor. Tak sedikitpun rasa takut untuk tetap menjajakan diri di kawasan itu. Padahal, di sana selalu dijaga anggota satpol PP siang dan malam, lantaran berdekatan dengan gedung DPRD Kota Bogor, dan lagi, kawasan itu juga sangat dekat dengan Polres Bogor Kota. 

Di sini juga terdapat pusat ibadah bagi warga Kristen, dan sekolah. Namun, saat malam kawasan itu menjadi salah satu pusat prostitusi di Kota Bogor. 
    
Salah satu PSK yang biasa mangkal di sana, Shela (20) asal Bojong Gede, mengaku sejak setahun lalu, sudah menjadi pemuas nafsu laki-laki hidung belang. Tidak hanya Shela, masih banyak wanita lain, yang pekerjaannya sama. 
    
Kata Shela, wanita yang biasa mangkal di kawasan itu datang dari berbagai kawasan di Bogor. "Yang biasa mangkal di sini mah dari mana-mana, tapi kebanyakan orang Bogor juga," kata Shela.
    
Mereka sudah tidak malu-malu lagi menawarkan diri di pinggir jalan. Mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu, tamu yang datang akan dilayani berikut fasilitas kamar hotel. "Rp 500 ribu udah sama kamar, udah ada kamar langganan," kata Shela. 
    
Sejumlah PSK di lokasi itu sudah bekerjasama dengan hotel, yang terletak di sekitar kawasan itu. Untuk mempermudah PSK yang akan menggunakan kamar. Menurut Shela, di kawasan itu memang sering dirazia Satpol PP, namun dia dan teman-temannya selalu balik lagi. "Sering juga razia di sini, kalau ada razia ya kabur, kalau sudah ngga ada balik lagi," katanya.
    
Soal ini, Plt Kasatpol PP Kota Bogor, Eko Prabowo mengatakan, Satpol PP sering melakukan aksi kucing-kucingan, dengan para PSK di kawasan Jalan Kapten Muslihat. Dia mengaku sering merazia untuk menertibkan bisnis prostitusi di 'muka' DPRD Kota Bogor.
    
Menurutnya, saat melakukan razia Satpol PP sempat menertibkan para PSK yang terjaring, dan membawanya ke dinas sosial, untuk selanjutnya dibawa kepenampungan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan Sukabumi untuk diberikan pengarahan serta keterampilan, agar tidak kembali lagi ke jalanan. "PSK di sana memang bandel, padahal kami sering melakukan razia, tapi masih saja kembali lagi balik lagi. Kami seperti kucing-kucingan dengan mereka," kata Eko Prabowo.
    
Ketua KNPI Kota Bogor Hasbullah turut angkat bicara terkait masalah tersebut. Praktik prostitusi perlu ketegasan dari Pemkot Bogor. Kewenangan penertiban dimiliki penuh oleh para penegak hukum, tinggal sejauh mana penerapannya. Jika masalah tersebut tidak ditangani serius tanpa ada tindakan tegas, akan mempengaruhi generasi muda Kota Bogor. Penegakan hukum yang dilakukan secara komprehensif. 
    
Menurutnya, seringkali razia dan penertiban itu bocor, sehingga ketika ada penertiban dan razia sering tidak menghasilkan apa-apa. "Masalah itu merupakan masalah serius yang harus ada tindakan tegas dari aparatur pemerintahan, guna menjaga generasi muda Kota Bogor," katanya.
    
Di kawasan itu, tidak hanya wanita tuna susila yang menawarkan jasa esek-esek. Tapi di kawasan ini juga banyak waria, yang juga mencari penghasilan dari bisnis esek-esek di 'muka' gedung DPRD Kota Bogor. (rp6/c)

JALAN Kapten Muslihat yang saat pagi dan sore selalu padat dengan beragam kendaraan bermotor, saat malam nampak lengang. Hanya sesekali mobil sayur


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News