Gelombang Tinggi Menahan Ratusan Wisatawan di Karimunjawa

Gelombang Tinggi Menahan Ratusan Wisatawan di Karimunjawa
Elika Boscha, pengunjung Karimunjawa asal Jogjakarta, sedang menikmati suasana hutan bakau di Kemujan, Karimunjawa, belum lama ini. Foto: DOK. PRIBADI

Dengan pantai putih, kebeningan pantai, dan keanekaragaman fauna, Karimunjawa kian menjadi destinasi wisata yang diminati. Untuk menjangkaunya lewat laut, bisa dari Jepara dan Semarang. Pilihan lain lewat udara dari Semarang.

Pantauan Jawa Pos Radar Kudus, hingga 2 Januari lalu, ada 366 wisatawan yang tertahan di Karimunjawa. Sebanyak 279 orang di antaranya berangkat menggunakan jasa biro wisata. Sedangkan 87 lainnya memanfaatkan angkutan reguler.

Untuk membantu kepulangan wisatawan, Pemprov Jawa Tengah mengoptimalkan angkutan udara. Maskapai Wing’s Air pun melayani penerbangan ekstra dengan tiket seharga Rp 1,6 juta.

Penumpang yang diangkut melalui udara itu mencapai 122 orang. Hingga akhirnya sampai Kamis lalu (3/1) tersisa 244 wisatawan yang masih tertahan.

Pada 31 Desember lalu, Bima dan Elika sempat berusaha mencari tiket pesawat. Saat itu masih dapat kursi pada 4 Januari. Tapi, dengan berbagai pertimbangan, mereka akhirnya menunda pembelian.

Ketika mereka mencoba lagi, tiket sudah habis. Mereka akhirnya juga tidak berusaha membeli tiket penerbangan tambahan. ”Akhirnya bertahan sampai tunggu cuaca membaik,” kata Bima.

Nagano, wisatawan asal Jepang, juga mengaku harus menambah biaya akomodasi. Sebab, kepulangannya molor dari semestinya. Tiba pada 29 Desember, dia menjadwalkan pulang pada 1 Januari.

”Tapi, saya menikmati berwisata ke Karimunjawa,” katanya ketika ditemui di Pelabuhan Jepara kemarin.

Gelombang tinggi yang mencapai 2,5 meter sejak 30 Desember sempat membuat Karimunjawa terisolasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News