Gelombang Tinggi Menahan Ratusan Wisatawan di Karimunjawa

Gelombang Tinggi Menahan Ratusan Wisatawan di Karimunjawa
Elika Boscha, pengunjung Karimunjawa asal Jogjakarta, sedang menikmati suasana hutan bakau di Kemujan, Karimunjawa, belum lama ini. Foto: DOK. PRIBADI

Tiap hendak berwisata ke Karimunjawa menggunakan kapal, memang sangat disarankan untuk mengecek informasi di situs BMKG. Sebab, jika gelombang tengah tinggi, otomatis pelayaran akan ditunda.

Selama pelayaran ditutup, Bima dan Elika pun turut merasakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di sana. Sebelum tahun baru, Elika beli per liter Rp 10 ribu.

Namun, setelah itu naik menjadi Rp 12 ribu. Sebab, persediaan di SPBU sudah habis. Tinggal yang ada di pengecer. Jika kondisi BBM langka, pengecer menaikkan harga.

”Ngobrol sama orang sekitar kalau bensin juga sudah mulai langka. Yang ngecer juga sudah sedikit hanya yang punya stok,” kata Elika.

Tapi, mulai Jumat kemarin KM Siginjai dan Express Bahari telah melayari jalur Jepara–Karimunjawa bolak-balik. Masing-masing satu kali tiap jalur per hari. Membawa serta para wisatawan yang tertahan.

”Pengalaman ini jadi pelajaran bagi kami. Harus memperhitungkan kondisi cuaca kalau mau ke sini,” kata Elika. (*/c10/ttg)


Gelombang tinggi yang mencapai 2,5 meter sejak 30 Desember sempat membuat Karimunjawa terisolasi.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News