Gembira Nusantara

Oleh: Dahlan Iskan

Gembira Nusantara
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Hari itu, Jumat, 22 Mei 2021. Pukul 07.00. Kami, 100 orang lebih, baru selesai senam rutin di Rumah Gadang Surabaya.

Sebelas sukarelawan VakNus memang anggota senam dansa ini. Yang empat orang lagi tinggal di Jakarta.

Selesai senam satu jam itu, petugas dari Laboratorium Molekular Profesor Nidom Foundation datang. Sukarelawan VakNus antre ambil darah.

Saya hitung: kok hanya sembilan orang. Ternyata Ali Murtadlo lagi ke Pacitan –mertuanya meninggal.

Ali, wartawan senior, mantan direktur salah satu anak perusahaan Jawa Pos Group. Satu lagi tidak kelihatan karena harus masuk kerja lebih pagi.

Saya tidak menyangka bahwa pemeriksaan itu begitu detail. Prof Dr C. A. Nidom, ahli virus pemilik Laboratorium Molekular itu, ternyata tidak hanya memeriksa antibodi, tetapi juga memeriksa kemampuan proteksi bodi.

Prof Nidom, Anda sudah tahu, juga dikenal sebagai ilmuwan penemu vaksin flu burung. Itu yang membuat namanya mendunia.

Dia membangun lab di Wisma Permai Surabaya –sejak tidak terlalu aktif di Universitas Airlangga.

Virus flu burung itu berhenti di paru-paru. Virus flu biasa berhenti di saluran pernapasan, sedang virus Covid..

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News